Bayi yang baru lahir sering membuang kotoran bahkan hampir terjadi setiap setalah makan atau menyusui, kotoran bayi biasanya sangat lembut terutama jika bayi disusui ASI. Selain itu, kotoran bayi Bunda dapat berubah tergantung apa yang telah Bunda makan, jika dia menyusui.
Begitu bayi Bunda mulai makan makanan padat, Bunda akan menemukan bahwa feces bayi Bunda agak berubah dan memadat, tetapi tergantung juga pada pola makannya.
Sebagian besar kasus diare yang relatif ringan dan tidak menimbulkan ancaman kesehatan serius selama bayi Bunda tidak mengalami dehidrasi. Tapi jika bayi Bunda dehidrasi bisa sangat serius, bahkan bisa berakibat fatal pada bayi, jadi sangat penting memastikan bahwa bayi Bunda mendapatkan cairan yang cukup.
Apakah Bunda yang menyebabkan diare?
Ada sangat banyak kemungkinan. Diare pada bayi bisa disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri. Mungkin juga dari parasit, antibiotik atau dari sesuatu yang bayi makan. Berikut kemungkinan penyebab diare pada bayi yang bisa menjadi perhatian Bunda dan bisa mencegahnya:
1. Diare pada bayi karena infeksi bakteri
Bakteri seperti salmonella, shigella, staphylococcus, campylobacter atau E. Coli juga dapat menyebabkan diare pada bayi Bunda. Jika bayi Bunda mengalami infeksi bakteri ia mungkin akan mengalami diare berat disertai dengan kram darah dalam tinja dan demam. Beberapa bayi mungkin muntah tetapi bisa juga tidak muntah.
Beberapa infeksi bakteri seperti itu dari E. coli dapat ditemukan di daging matang dan sumber makanan lainnya yang bisa saja menjadi sangat serius. Jadi jika bayi Bunda memiliki gejala-gejala tersebut membawanya ke dokter adalah pilihan terbaik. Dokter akan memeriksanya dan mungkin mengevaluasi apakah tinja menunjukkan tanda dari infeksi bakteri.
2. Diare pada bayi dari infeksi virus
Beberapa virus seperti rotovirus, adenovirus, calicivirus, astrovirus dan influenza dapat menyebabkan diare serta muntah serta nyeri perut, demam, menggigil, dan sakit lainnya.
3. Diare pada bayi karena infeksi telinga
Dalam beberapa kasus, infeksi telinga yang mungkin di sebabkan karena bakteri atau virus dapat menjadi penyebab diare bayi. Jika hal ini terjadi, Bunda juga dapat melihat bahwa bayi Bunda rewel dan akan menarik-narik telinganya.
Si kecil juga mungkin muntah dan memiliki nafsu makan yang buruk dan bayi Anda kemungkinan juga akan sangat kedinginan.
4. Diare pada bayi karena parasit
Infeksi parasit juga dapat menyebabkan diare. Giardiasis misalnya, disebabkan oleh parasit mikroskopis yang hidup dalam usus.
Gejalanya sering buang angin, kembung, diare dan tinja berminyak. Jenis infeksi ini mudah menyebar dalam situasi di kelompok perawatan seperti penitipan bayi dan pengobatan bisa di lakukan dengan obat khusus sehingga bayi Bunda seharunya di bawa ke dokter spesialis.
5. Diare pada bayi karena terlalu banyak minum jus
Terlalu banyak jus terutama jus buah yang mengandung kadar sorbitol dan tinggi fruktosa atau terlalu banyak minuman manis dapat mengganggu perut bayi dan menyebabkan si kecil sakit perut.
Mengurangi jumlah asupan adalah bisa mengatasi masalah dalam seminggu atau lebih. Beberapa dokter merekomendasikan Bunda tidak memberikan jus buah kepada bayi sebelum usia 6 bulan. Setelah enam bulan bisa di berikan dengan porsi yang tidak terlalu banyak.
6. Diare bayi karena antibiotik
Jika bayi Bunda mengalami diare selama konsumsi atau setelah minum antibiotik, mungkin berhubungan dengan obat-obatan yang membunuh bakteri baik di usus.
Berkonsultasikan dengan dokter tentang alternatif dan solusi tapi jangan berhenti memberinya obat dari dokter sampai diare bayi Bunda sembuh.
7. Diare pada bayi karena alergi makanan
Alergi makanan pada bayi. Dalam sistem kekebalan tubuh bayi yang merespon protein makanan biasanya tidak berbahaya atau menyebabkan reaksi ringan atau berat segera atau dalam beberapa jam. Gejalanya mungkin termasuk diare, kembung, sakit perut dan darah dalam tinja.
Protein susu adalah alergen makanan yang paling umum pada bayi. Bayi Bunda tidak harus minum susu sapi sampai setelah satu tahun, formula yang dibuat dengan susu sapi atau makanan yang dibuat dengan produk susu setelah bayi makan makanan padat dapat menyebabkan reaksi pada perut, bisa juga terjadi alergi pada bayi Bunda.
8. Diare pada bayi karena keracunan
Jika bayi Bunda mengalami diare dan muntah-muntah dan Bunda pikir dia mungkin telah menelan beberapa macam barang bukan makanan seperti obat, segera hubungi rumah sakit atau dokter secepatnya.
9. Diare pada bayi karena makanan
Tidak seperti lain, alergi makanan kadang-kadang disebut sensitivitas makanan adalah suatu reaksi abnormal yang tidak melibatkan sistem kekebalan tubuh. Salah satu contoh dari sensitivitas makanan adalah intoleransi laktosa.
Intoleransi laktosa sangat tidak biasa pada bayi, tetapi jika bayi Bunda adalah laktosa tidak toleran itu berarti tubuhnya tidak cukup menghasilkan laktase yaitu enzim yang diperlukan mencerna laktosa, gula dalam susu sapi dan produk susu lainnya.
Ketika laktosa tercerna tetap dalam usus, dapat menyebabkan gejala seperti diare, kram perut, kembung dan gas perut. Gejala biasanya mulai dari setengah jam sampai dua jam setelah mengkonsumsi produk susu.
Sumber : Ayahbunda