Jadi ibu bahagia tentu keinginan setiap wanita. Hanya saja, kita kadang tak bisa menyangkal rasa frustrasi atau jengkel. Lalu, bagaimana cara mengatasi perasaan negatif agar kita merasa bahagia?
Sebelum mempelajari langkah-langkah positif yang bisa dilakukan agar bahagia, alangkah baiknya kita paham dua hal penting yang harus ditanamkan ini, Bunda.
Pertama, jangan mencoba menyangkal kalau Bunda merasa frustrasi atau jengkel. Menyangkal perasaan negatif justru membuat perasaan itu lebih buruk. Di sisi lain, mengeluarkan kekesalan juga tidak selalu membantu. Mengeluh membuat Bunda tetap fokus pada masalah alih-alih solusi, ditambah itu buruk bagi otak dan kesehatan.
Lalu, apa sih yang harus dilakukan? Nah, berikut ini 7 cara yang bisa Bunda lakukan agar jadi ibu bahagia, seperti dilansir Happy You Happy Family:
1. Beri label perasaan
Gunakan satu atau dua kata untuk menggambarkan perasaan Bunda, mulai dengan "Saya merasa ..." Misalnya: "Saya merasa frustrasi," atau "Saya merasa terganggu."
Alasan kenapa ini bisa berhasil karena saat kita stres, otak atau lebih khusus lagi amigdala otak jadi sangat waspada. Otak menerjemahkan, bahkan gangguan terkecil setiap hari sebagai acaman terhadap kelangsungan hidup. Nah, dengan memberi label pada emosi hanya dengan beberapa kata, bisa membuat amigdala lebih tenang.
Ungkapan seperti "Aku merasa marah" adalah lebih baik dibanding hanya "Aku marah". Kata tambahan 'perasaan' membantu memisahkan emosi yang kita alami dari perasaan diri. Ini juga membuat kita lebih mudah mengatasi kemarahan saat kita menandai sebagai suatu perasaan. Ingatlah bahwa Bunda bukan si pemarah, melainkan hanya sedang merasakan perasaan marah.
2. Lakukan tarikan napas
Untuk membuat tubuh lebih tenang dari melepaskan respons melawan atau lari sepenuhnya, lakukan ini:
- Tarik napas selama tiga detik. Hitung di kepala: "satu-seribu, dua-seribu, tiga-seribu", untuk memastikan Bunda tidak terburu-buru.
- Tahan napas selama satu detik.
- Buang napas selama enam detik.
- Ulangi langkah 1 - 3 tiga kali.
Saat mengeluarkan napas, Bunda mungkin merasa lebih tenang. Ini karena teknik pernapasan bisa menghentikan respons stres tubuh dan menurunkan detak jantung.
3. Katakan, "Ini bukan tentang aku"
Katakanlah, Bunda tahu kalau anak mengambil uang dari dompet Bunda dan berbohong tentang hal itu. Perbaiki situasi dengan mengatakan, "Ini bukan tentang saya. Dia pasti mengalami hari yang buruk."
Supaya lebih jelas, tujuan dari trik ini bukanlah untuk memaafkan perilaku anak yang tidak pantas. Tujuannya untuk menjaga emosi agar Bunda bisa menangani situasi dengan cara produktif.
Karena saat bereaksi seperti tentara kurang tidur, kita berisiko memasukkan rasa takut dan stres dalam situasi tersebut. Ketika rasa takut dan stres terlibat, otak anak tidak mampu belajar apa pun dari situasi tersebut. Dan tentunya Bunda ingin anak belajar sesuatu yang penting daripada gemetar ketakutan.
4. Peluk orang yang dicintai
Untuk menemukan kebahagiaan sebagai orang tua, Bunda butuh amigdala otak bersantai. Salah satu cara yang bisa diandalkan untuk melakukan itu adalah memeluk orang yang dicintai. Saat berpelukan dengan cara yang benar, hormon kebahagiaan, oksitosin dan serotonin mengalir.
Itu adalah bahan kimia yang meningkatkan mood dan meningkatkan ikatan. Secara khusus, oksitosin mengurangi reaktivitas amigdala. Yang perlu Bunda ketahui, berpelukan selama setidaknya enam detik untuk merasakan manfaat ini.
5. Menari diiringi musik
Olahraga bisa meningkatkan endorfin, yakni bahan kimia yang membantu melawan stres. Olahraga juga mendorong tubuh melepaskan protein khusus yang disebut BDNF (Brain-Derived Neurotrophic Factor). Protein ini seperti tombol reset untuk otak, sehingga kita biasanya merasa nyaman dan bahagia setelah berolahraga. Dan setelah ledakan kemarahan, aktivitas fisik membantu menghilangkan adrenalin dari sistem tubuh.
Hanya saja, orang tua kadang sibuk, jadi berolahraga satu jam setiap kali suasana hati menurun mungkin kurang direkomendasikan. Nah, sebaliknya, ada aktivitas fisik harian yang sebenarnya menyenangkan untuk orang tua dan anak. Salah satunya berdansa atau menari.
Penelitian menunjukkan bahwa musik mengurangi stres. Misal dengan mengurangi kadar hormon stres kortisol. Terlebih lagi, bayi dan balita mendapat dosis besar bahagia saat menggerakkan tubuh mengikuti irama. Jadi enggak ada salahnya berdansa dengan si kecil diiringi musik yang menyenangkan.
6. Tidur cukup
Jika tidak cukup tidur, Bunda akan sulit jadi ibu bahagia. Kecuali kalau Bunda jadi bagian dari persentase kecil orang yang bisa hidup dengan tidur kurang dari tujuh jam sehari. Penelitian menunjukkan, kurang tidur akan menghalangi kebahagiaan harian. Jadi usahakan untuk cukup tidur ya.
7. Lakukan interaksi positif
Ilmu pengetahuan menunjukkan, dalam hubungan yang bahagia, Bunda membutuhkan rasio lima interaksi positif untuk setiap satu interaksi negatif. Kalau Bunda merasa pencarian untuk jadi ibu bahagia berada dalam bahaya, pastikan untuk melakukan lima interaksi positif.
Apa yang dianggap sebagai interaksi positif? Ini bisa sesederhana seperti memeluk anak atau pasangan, mengatakan 'Aku mencintaimu', atau menceritakan lelucon.
Selamat mencoba ya, Bunda. Jangan lupa bahagia...
Source : https://www.haibunda.com/