Menurut psikolog, ternyata ada persiapan yang harus dilakukan orang tua sebelum memasukkan anak ke pesantren atau boarding school!
Ternyata ada tips yang perlu diperhatikan oleh para orang tua sebelum memasukkan anak ke pesantren atau boarding school. Itu karena memasukan anak ke sekolah asrama tidak hanya sekadar mengirimkan mereka beserta koper dan peralatan yang dibutuhkan. Ada banyak hal yang harus dipersiapkan oleh Anda untuk kebutuhan anak, termasuk dari kesiapan fisik dan mental mereka.
Anda juga tidak boleh sembarangan memilih pesantrean atau boarding school, lho. Sama seperti memilih sekolah pada umumnya, perlu dilakukan pengecekan dari segala sisi untuk memastikan keamanan dan kenyamanan anak selama berada di sekolah yang jauh dari pendampingan Anda.
Mommies Daily pun berbincang dengan Kara Handali, M.Psi, Psikolog Pendidikan, tentang apa saja hal-hal yang perlu dipersiapkan dan diperhatikan oleh para orang tua sebelum memasukkan anaknya ke pesantren atau boarding school.
Tips Sebelum Memasukkan Anak ke Pesantren atau Boarding School
Menurut Kara, ada beberapa tips yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan oleh para orang tua sebelum memasukkan anak ke pesantren atau boarding school. Cek daftarnya di bawah ini!
1. Kesiapan anak
Sebelum memilih sekolah, Kara menyarankan para orang tua untuk terlebih dahulu memperhatikan apakah anak terbiasa melakukan keseharian secara mandiri atau masih banyak tergantung pada orang tua. Mengirim anak ke asrama atau pesantren ketika dia masih banyak bergantung pada orang tua, seperti melakukan aneka hal masih ditentukan orang tua, ke mana-mana bersama orang tua, tidak pernah menginap jauh dari orang tua, justru bisa membuat anak mengalami trauma dan berdampak buruk bagi perkembangannya.
2. Kesiapan orang tua
Selain kesiapan anak, Kara juga menyarankan Anda mengecek kesiapan diri sendiri. Apakah sebagai orang tua Anda sudah siap untuk tinggal terpisah dari anak. “Sebab tinggal terpisah dari anaj juga berpengaruh terhadap perkembangan anak di pesantren atau boarding school,” jelas Kara.
3. Nilai-nilai keluarga dan sekolah
“Orang tua perlu memahami nilai dan budaya yang diterapkan di pesantren atau asrama dan melihat keselarasannya dengan nilai-nilai keluarga,” saran Kara. Nilai yang selaras antara keluarga dan sekolah akan mempermudah transisi anak beradaptasi di sekolah serta perkembangannya secara umum. Apabila yang terjadi malah sebaliknya, maka nilai yang bertolak belakang itu justru bisa membuat anak bingung serta beresiko menimbulkan konflik antara sekolah-orang tua, sekolah-anak, atau anak-orang tua.
4. Kurikulum dan kegiatan sekolah
Seperti memilih sekolah pada umumnya, orang tua perlu menelaah kurikulum yang diterapkan oleh sekolah, termasuk metode belajar-mengajar, format ujian, serta variasi kegiatan sekolah. “Karena anak akan lebih banyak menghabiskan waktu di sekolah, maka pilihan kegiatan yang beragam dapat memperluas paparan anak untuk mengeksplorasi minat dan bakatnya,” ujar Kara.
5. Dukungan kesehatan mental
Anak yang tinggal jauh dari orang tua memerlukan lingkungan yang mendukung kesehatan mentalnya, guna mengoptimalkan proses belaja mereka. Orang tua disarankan dapat mencari tahu program sekolah yang mendukung kesehatan mental, seperti kegiatan konseling (dan/atau konseling sebaya), di luar kegiatan keagamaan yang sudah ada.
6. Kesempatan untuk mengeksplorasi dengan keberagaman
Tips sebelum memasukkan anak ke pesantren atau boarding school terakhir adalah memastikan sekolah tersebut menganut keberagaman. Sebab kebanyakan pesantren atau boarding school identik dengan keseragaman, padahal ketika anak masuk ke dunia kuliah atau kerja justru mereka akan banyak bertemu dengan keberagaman.
“Pilihlah sekolah yang memungkinkan adanya interaksi dengan keberagaman, seperti kegiatan sosial atau kompetisi dengan institusi yang berbeda suku, budaya, agama, atau ekonomi. Hal itu bisa membuat anak lebih terbuka dan beradaptasi dengan keberagaman.
Source : https://mommiesdaily.com/