Berat Badan Bayi Normal saat Lahir
Beberapa hari setelah lahir, berat badan bayi normal akan turun 5-10% dari berat badan saat lahir. Hal ini normal terjadi karena si Kecil kehilangan cairan saat dilahirkan dan asupan ASI pada hari-hari pertama belum maksimal.
Karena itulah, berat badan bayi normal tidak dapat segera kembali seperti saat dilahirkan, atau naik dengan cepat. Namun, Ibu tidak perlu khawatir karena dalam 14 hari biasanya berat badan ideal bayi akan meningkat seiring dengan kemahirannya dalam menyusu dan mendapatkan ASI.
Pertumbuhan Berat Badan Bayi Normal
Saat Ibu membawa si Kecil untuk kontrol atau imunisasi, dokter anak atau bidan biasanya akan menimbang berat badan si Kecil dan mencatatnya di buku kesehatan untuk memantau kenaikan bb bayi per bulan.
Berat badan bayi normal umumnya naik 170-220 gram per minggu atau 450 – 900 gram per bulan selama beberapa bulan pertama. Perkiraan perubahan berat badan bayi normal yang biasa terjadi setelah kelahirannya, yakni:
- Pada usia beberapa hari, berat badan bayi normal umumnya turun 5-10 persen dan akan naik kembali dalam 2-3 minggu kemudian.
- Pada usia 4-6 bulan, berat badan bayi normal meningkat dua kali lipat dari berat badannya saat lahir dan menjadi tiga kali lipat ketika usianya mencapai 12 bulan.
- Seiring dengan kenaikan berat badan bayi normal, panjang badan bayi juga bertambah 1,5 kali panjang saat lahir dan lingkar kepalanya bertambah 7,6 cm saat ia mencapai usia 12 bulan.
Tips Menimbang Berat Badan Bayi Normal
Kenaikan berat badan bayi normal dari minggu ke minggu umumnya bervariasi. Bila minggu ini kenaikan berat badannya tidak terlalu banyak, mungkin di minggu depan si Kecil memiliki berat badan yang meningkat.
Pemantauan kenaikan bb bayi per bulan umumnya dilakukan setiap 3-4 minggu sekali. Untuk mendapatkan hasil berat badan bayi yang tepat, hendaknya saat menimbang si Kecil lakukanlah beberapa tips di bawah ini
- Gunakanlah alat timbangan yang sama setiap kali menimbang berat badan bayi normal. Alat timbang yang berbeda dapat membuat hasil berat badan bayi berbeda pula.
- Saat menimbang berat badan bayi, usahakan si Kecil mengenakan pakaian yang tipis atau tanggalkan pakaiannya sebelum ditimbang
- Jika si Kecil ditimbang setelah menyusu atau diberi makan, maka hasil berat badan bayi dapat berbeda sekira 100-200 gram.
Grafik Pertumbuhan sebagai Panduan Berat Badan Bayi
Grafik pertumbuhan standar yang digunakan untuk menilai pertambahan berat badan bayi normal disusun oleh World Health Organization (WHO) dan Center for Disease Control (CDC), berdasarkan data sejumlah anak-anak yang mendapat ASI di beberapa negara dan dikelompokkan sesuai dengan usianya, jenis kelamin, dan tinggi badan.
Hasil pengukuran berat badan bayi akan dicantumkan atau diplot pada grafik tersebut untuk menilai apakah berat badannya sesuai dengan berat badan bayi rata-rata. Di Indonesia, grafik ini dituangkan ke dalam bentuk Kartu Menuju Sehat (KMS) yang dapat Ibu peroleh dari posyandu, puskesmas, bidan, atau dokter anak.
Di tengah pandemi COVID-19 seperti ini, Ibu tidak perlu khawatir bila tidak bisa secara rutin ke posyandu, karena Ibu tetap bisa memantau grafik pertumbuhan si Kecil secara mandiri di rumah melalui Akademi Keluarga Prima fitur Rapor Tumbuh Kembang Prima. Fitur ini sangat bermanfaat karena perannya sama seperti posyandu, tapi dilakukan secara online lho, Bu.
Fitur Rapor Tumbuh Kembang Prima menggunakan grafik pertumbuhan WHO dan CDC yang sama seperti KMS, tentunya fitur ini berfungsi untuk memantau berat badan, tinggi badan, indeks massa tubuh, lingkar kepala, lingkar perut, dan hal-hal yang berkaitan dengan tumbuh kembang si Kecil.
Waspadai bila hasil pengukuran berat badan bayi normal di atas atau di bawah grafik pertumbuhan, dan konsultasikan lebih lanjut pada dokter untuk memastikan kesehatan si Kecil tidak terganggu.
Lantas, apa saja tanda peningkatan berat badan si Kecil termasuk lambat dan bisa jadi masalah menurut KMS? Ibu perlu mewaspadai beberapa tanda berikut ini:
- Pada usia 10 hari, berat badan bayi terus turun dan tidak naik hingga usia 3 tiga minggu
- Rata-rata kenaikan berat badan bayi kurang dari 100 gram per minggu selama 3 tiga bulan pertama
- Berat badan bayi di bawah garis terendah pada grafik pertumbuhan standar WHO
- Bila sebelum usia lima bulan berat badan bayi turun dalam waktu 2-3 bulan, atau saat Ibu memakaikan pakaian pada si Kecil, terlihat makin longgar, terutama pada bagian bawah perut, panggul, dan pahanya.
Beberapa hal lain yang menyebabkan berat badan bayi tetap rendah walau telah diberikan cukup ASI, yaitu mungkin terdapat infeksi, adanya kelainan bawaan pada kerongkongan atau lambung si Kecil. Jika Ibu melihat berat badan bayi normal tak kunjung meningkat atau ternyata tidak sesuai dengan KMS, maka segera bawa si Kecil ke dokter spesialis anak agar mendapatkan penanganan yang tepat.
Cara Meningkatkan Berat Badan Bayi
Ibu khawatir melihat berat badan si Kecil tak kunjung naik? Sebaiknya Ibu tidak perlu cemas dan panik ya, karena ada beberapa tips yang bisa Ibu lakukan untuk meningkatkan berat badan bayi normal, di antaranya:
-
Berikan ASI ekslusif
Saat si Kecil masih berusia 0-12 bulan, penting bagi Ibu untuk memberikan ia ASI secara rutin. Apalagi saat si Kecil masih berusia 0-6 bulan, ASI merupakan satu-satunya asupan nutrisi yang dapat meningkatkan tumbuh kembangnya. Itulah sebabnya, Ibu juga perlu meningkatkan kualitas ASI dengan cara mengonsumsi makanan bergizi seimbang.
-
Menyusui secara rutin
Sebaiknya Ibu menyusui si Kecil sesering mungkin bila berat badannya kurang. Bayi yang baru lahir hingga berusia beberapa minggu sebaiknya disusui setiap 1,5 jam atau 2 jam sekali. Menyusui si Kecil dengan jadwal teratur dapat membantu berat badannya naik ke angka yang ideal lho, Bu. Selain itu, Ibu juga perlu memastikan posisi menyusui sudah benar. Saat menyusui, Ibu perlu memperhatikan beberapa hal berikut ini:
- Ibu berada di posisi yang nyaman, dianjurkan posisi duduk dan menyangga tubuh si Kecil dengan bantal
- Dekatkan si Kecil ke payudara Ibu sambil mendekapnya, usahakan si Kecil tidak terlalu jauh jaraknya dari tubuh Ibu
- Pastikan si Kecil minum ASI, dengarkan suaranya saat menelan
-
Berikan MPASI bergizi saat usia 6 bulan ke atas
Saat si Kecil berusia 6 bulan ke atas, saatnya ia mendapatkan asupan nutrisi tambahan dari MPASI. Pastikan Ibu memberikan MPASI yang bergizi seimbang, terutama yang mengandung protein hewani, seperti susu, telur, ikan, daging merah, dan daging putih.
Sumber protein hewani mengandung 9 Asam Amino Esensial (9AAE) yang lengkap, sehingga tumbuh kembang si Kecil lebih prima. Meskipun si Kecil sudah bisa mengonsumsi MPASI, Ibu tetap harus memberikan ia ASI secara teratur, ya!
Agar produksi ASI meningkat baik dalam jumlah maupun kualitasnya, Ibu harus mendapatkan energi tambahan sebanyak 500 kalori setiap harinya (AKG 2019) begitu juga dengan protein dan nutrisi penting lainnya. Selain mengonsumsi makanan bergizi, Ibu juga perlu mengonsumsi susu ibu menyusui yang mengandung tinggi DHA untuk mendukung perkembangan otak si Kecil, 9 Asam Amino Esensial (AAE), yaitu protein penting yang tidak dapat diproduksi oleh tubuh dan harus didapat dari makanan setiap harinya untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan si Kecil yang optimal di 1000 Hari Pertama Kehidupannya serta 9 nutrisi penting lainnya seperti; tinggi asam folat, omega 3 (ALA), Omega 6 (LA), tinggi zat besi, serat pangan inulin, tinggi vitamin C, protein, tinggi kalsium dan tinggi seng untuk menjaga kesehatan dan daya tahan tubuh Ibu selama periode menyusui dan mendukung produksi ASI.
Namun jika Ibu atau si Kecil mengalami kondisi yang tidak memungkinkan pemberian ASI, Ibu bisa memberikan susu pendamping ASI sesuai dengan anjuran tenaga kesehatan ya Bu. Pastikan Ibu memilih susu yang mengandung 9 protein asam amino esensial lengkap dan tinggi DHA, karena protein adalah komponen yang penting untuk mendukung tumbuh dan kembang bayi ya, Bu!
Selain memantau kenaikan berat badan bayi per minggu, Ibu juga perlu memantau tumbuh kembang si Kecil agar tumbuh lebih prima.
Source : https://www.ibudanbalita.com/