1. Mitos: Gurita mencegah perut buncit
Fakta: Salah
Pemakaian gurita pada bayi sama sekali tidak ada hubungannya dengan upaya pencegahan agar perut anak
tidak melar ketika ia dewasa. Ketika dilahirkan, semua bayi memang memiliki perut yang ukurannya lebih besar daripada dada. Seiring pertambahan usia, perut bayi akan kelihatan mengecil dengan sendirinya. Pemakaian gurita malah sebaiknya dihindari karena membuat bayi susah bernapas. Pasalnya, pada awal kehidupan, bayi bernapas dengan menggunakan pernapasan perut sebelum ia belajar menggunakan pernapasan dada. Pemakaian gurita yang menekan perut bisa membatasi jumlah udara yang dihirupnya.
2. Mitos: Jidat lebar menandakan bayi pintar
Fakta: salah
Hal ini tidak ada hubungannya sama sekali. Kepintaran bukan di lihat berdasarkan lebar kecilnya jidat, tapi karena faktor genetis ke dua orang tuanya, kemudian stimulasidan nutrisi yang di berikan kepada bayi.
3. Mitos: Terlalu lama di gendong membuat bayi manja
Fakta: salah
Justru sebaliknya. Menggendong bayi dengan benar meskipun lama tidak akan membuat bayi manja, malah akan membuat ikatan batin antara ibu dan bayi semakin kuat. Respon cepat ibu dengan menggendong bayi ketika bayi menangis akan membuat bayi cepat tenang dan menghindarkan bayi dari stress.
4. Mitos: Bedong agar kaki bayi tidak bengkok
Fakta: Salah
Membedong bayi sekuat mungkin tidak ada hubungannya sama sekali untuk meluruskan kaki bayi. Semua kaki bayi memang bengkok pada awalnya. Hal ini berkaitan dengan posisi bayi yang meringkuk di dalam rahim. Nanti, dengan semakin kuatnya tulang anak dan kian besarnya keinginan untuk bisa berjalan, kaki anak akan lempeng sendiri. Perkembangan fisiologis kaki memang seperti itu.
- Mitos : Bayi jangan diajak ke luar rumah sebelum 40 hari
Fakta: Benar
Ada baiknya bila tidak untuk keperluan yang mendesak, misalnya ke dokter/rumah sakit untuk imunisasi atau kontrol bayi baru lahir, tidak mengajak bayi ke luar rumah diusia terlalu dini. Bayi yang usianya masih dalam hitungan hari memiliki daya tahan tubuh yang amat rendah Jadi, kalau ada kuman atau virus yang masuk kedalan tubuhnya, ia akan dengan mudah jatuh sakit.
5. Mitos : Bayi yang bahagia tidak atau jarang menangis
Fakta: salah
Semua bayi menangis. Sebagian bayi baru lahir menangis lebih sering dibandingkan bayi lainnya, karena setiap bayi adalah unik. Pada umumnya tangisan bayi meningkat sejak usia 2-3 minggu, dan mencapai puncaknya pada usia 6-8 minggu. Kemudian, tangisan berangsur-angsur berkurang hingga usia 12 minggu.
6. Mitos: Bayi Menangis baik untuk perkembangan paru-paru, maka biarkanlah dulu.
Fakta: salah
Responlah dengan cepat ketika bayi menangis. Komunikasi yang bisa bayi lakukan hanyalah menangis. Dengan menangisnya bayi memberikan berbagai tanda bagi orang tua, apakah bayi lapar, bayi sakit, merasakan adanya gangguan atau hal lainnya. Maka responlah dengan cepat ketika bayi menangis. Selain itu respon cepat anda, akan membuat bayi mudah tenang.
7. Mitos: Berikan Pisang jika bayi terus menangis
Fakta: salah
makanan bayi sebelum 6 bulan hanyalah ASI ekslusif. Memberikanan makanan padat sebelum waktunya hanya akan membuat bayi terganggu pencernaannya. Jika anda telah memberikan respon cepat, misal dengan menggendong dan memberinya ASI namun bayi masih menangis, berarti ada hal lain yang menganggunya. Jika anda tidak menemukan penyebabnya, anda bisa periksakan bayi anda ke dokter
8. Mitos : Jemur pakaian bayi lewat magrib mengundang penyakit
Fakta: Benar
Mitos ini bisa jadi benar bila Anda menjemur pakaian di luar ruangan, seperti halaman. Maghrib adalah saat pergantian sore menuju malam. Pada saat ini biasanya binatang kecil (serangga)-yang di tubuhnya tertempel serbuk sari bunga, ramai-ramai keluar meninggalkan sarang. Nah, jika baju si kecil masih berada di luar rumah, besar kemungkinan serangga dan serbuk sari tersebut akan menempel di baju bayi. Akibatnya, ketika dipakai bisa menimbulkan gatal-gatal di kulit atau bersin-bersin yang menyerupai pilek, terutama pada bayi yang memiliki bakat alergi.
9. Mitos : Minum air kelapa saat hamil membuat bayi terlahir bebas dari kerak
Fakta: salah
Kerak di kulit kepala terbentuk karena terlalu aktifnya kelenjar miyak akibat dari pengaruh hormon ibu. Keadaan ini disebut juga dengan dermatitis seboroik.
Source : alodoc