Seizure atau kejang adalah gangguan pola aktivitas listrik di otak yang menyebabkan seseorang menjadi gemetar dan bergerak secara tidak terkendali. Kondisi ini biasanya merupakan suatu gejala dari penyakit sistem saraf, seperti epilepsi, meningitis, ensefalitis, dan lain sebagainya.
Mari pahami lebih lanjut mengenai penyebab, gejala, hingga pertolongan pertama kejang selengkapnya melalui pembahasan berikut.
Apa itu Kejang (Seizure)?
Seizure atau kejang adalah kondisi yang terjadi akibat adanya lonjakan aktivitas listrik abnormal pada otak. Kondisi ini biasanya dapat menimbulkan beberapa gejala berupa perubahan pada perilaku, gerakan tubuh, hingga tingkat kesadaraan seseorang.
Kejang adalah kondisi yang biasanya dapat berlangsung selama 30 detik hingga 2 menit. Namun, apabila kejang terjadi selama 5 menit atau lebih, hal tersebut termasuk kondisi kegawatdaruratan medis sehingga perlu segera mendapatkan penanganan yang tepat.
Jenis-Jenis Kejang
Secara umum, kejang dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu kejang umum (generalized seizure) dan kejang fokal (focal seizure). Berikut masing-masing penjelasannya.
1. Kejang Umum (Generalized Seizure)
Kejang umum merupakan kondisi yang terjadi karena adanya gangguan aktivitas listrik pada seluruh bagian otak. Kejang umum dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu:
Kejang absans (absence seizure/petit mal seizure): Jenis kejang ini lebih sering dialami oleh anak-anak yang ditandai dengan tatapan mata kosong hingga hilang kesadaran selama beberapa saat. Kejang ini biasanya dapat berlangsung selama 5–10 detik dan dapat terjadi hingga beberapa kali dalam sehari.
Kejang tonik (tonic seizure): Kejang yang ditandai dengan kekakuan atau kontraksi pada seluruh otot di tubuh secara tiba-tiba sehingga berpotensi menyebabkan hilangnya kesadaran dan penderita terjatuh. Kondisi ini biasanya memengaruhi otot pada punggung, tangan, dan kaki.
Kejang atonik (atonic seizure/drop seizure): Jenis kejang yang membuat tubuh kehilangan kontrol otot selama beberapa waktu. Kejang atonik dapat menyebabkan penderitanya tiba-tiba lemas dan pingsan.
Kejang klonik (clonic seizure): Kejang yang menimbulkan gejala berupa otot bergerak dan menyentak secara berulang dan tiba-tiba. Kejang klonik biasanya menyerang leher, wajah, dan lengan.
Kejang mioklonik (myoclonic seizure): Kondisi ini dapat menyebabkan otot pada lengan atau kaki berkedut dan menyentak secara tiba-tiba. Kejang mioklonik biasanya tidak disertai dengan penurunan kesadaran.
Kejang tonik-klonik (tonic-clonic seizure/grand mal seizure): Jenis kejang yang ditandai dengan gemetar pada seluruh tubuh, gerakan menghentak, badan kaku, hingga penurunan kesadaran. Kondisi ini juga kerap menyebabkan penderitanya kesulitan bernapas, kehilangan kontrol kandung kemih, dan menggigit lidah.
2. Kejang Fokal (Focal Seizure)
Kejang fokal merupakan jenis kejang akibat adanya gangguan aktivitas listrik pada bagian otak tertentu. Kondisi ini dapat dibedakan menjadi dua jenis, di antaranya:
Kejang fokal yang memengaruhi tingkat kesadaran: Kondisi ini dapat memengaruhi tingkat kesadaran seseorang yang ditandai dengan tatapan kosong tanpa respons terhadap lingkungan sekitarnya, melakukan gerakan berulang, dan berjalan berputar secara tidak sadar.
Kejang fokal yang tidak memengaruhi tingkat kesadaran: Jenis kejang ini ditandai dengan perubahan perasaan dan emosional secara tiba-tiba. Namun, kondisi ini tidak menyebabkan penderitanya mengalami kehilangan kesadaran.
Source : siloamhospitals