Apakah Moms masih suka menyeduh susu kental manis (SKM) untuk diberikan kepada anak?
Sebaiknya Moms mulai menghentikan kebiasaan ini dan beralih untuk memberikan susu bubuk atau susu sapi murni yang diolah dengan pasteurisasi, UHT atau sejenisnya.
Susu kental manis yang diseduh sangat tidak dianjurkan oleh ahli gizi, bahkan sejak tahun 2018 pun terdapat larangan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengenai konsumsi susu kental manis di masyarakat.
Susu kental manis awalnya dibuat di zaman perang agar ia tahan lama. Akan tetapi, mereka diproduksi bukan untuk diberikan kepada anak-anak.
Susu kental manis dibuat dengan menghilangkan sebagian besar air dari susu sapi.
Ia juga lebih manis dan lebih tinggi kalori daripada susu evaporasi, karena gula ditambahkan sebagai pengawet.
Kandungan Susu Kental Manis
Mengutip SELF Nutrition Data, susu kental manis padat energi, dan hanya 2 sendok makan atau 30 ml susu kental manis, Moms akan mendapatkan:
- Kalori: 90.
- Karbohidrat: 15,2 gram.
- Lemak: 2,4 gram.
- Protein: 2,2 gram.
- Kalsium: 8% dari Nilai Harian .
- Fosfor: 10% dari Referensi Asupan Harian.
- Selenium: 7% dari Referensi Asupan Harian.
- Riboflavin (B2): 7% dari Referensi Asupan Harian.
- Vitamin B12: 4% dari Referensi Asupan Harian.
- Kolin: 4% dari Referensi Asupan Harian.
Ada beberapa alasan mengapa susu kental manis sebaiknya tidak disajikan dengan cara diseduh air panas dan diberikan kepada anak.
Seperti kandungan gulanya yang terlalu tinggi, dan kandungan nutrisi lain, seperti protein yang rendah.
Alasan Larangan BPOM RI tentang Susu Kental Manis
Mengutip laman resmi BPOM RI, mereka menyebutkan bahwa produk susu kental manis adalah produk susu yang memiliki karakteristik kadar lemak susu tidak kurang dari 8% dan kadar protein tidak kurang dari 6,5%.
Hal ini sesuai dengan Peraturan Badan POM Nomor 34 Tahun 2019 tentang Kategori Pangan dan Codex Standard for Sweetened Condensed Milk (CXS 282-1971 Rev. 2018).
Namun, meski termasuk sebagai produk susu, SKM tidak dapat digunakan sebagai satu-satunya sumber gizi.
SKM juga tidak bisa menggantikan air susu ibu (ASI) dan tidak cocok untuk dikonsumsi oleh bayi sampai usia 12 bulan.
Oleh karena itu, BPOM meminta masyarakat untuk bijak dalam mengonsumsi SKM dengan memperhatikan kandungan gizi, termasuk kandungan gula pada label informasi nilai gizi.
Simak Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 30 tahun 2013 tentang Pencantuman Informasi Kandungan Gula, Garam, dan Lemak Serta Pesan Kesehatan Untuk Pangan Olahan dan Pangan Siap Saji.
Peraturan ini menyatakan bahwa total asupan gula harian per orang dari berbagai sumber makanan paling banyak adalah sebanyak 50 gram atau dapat disetarakan dengan 4 (empat) sendok makan.
Bahaya Susu Kental Manis untuk Anak
Meski masih dibuat dari susu sapi, tetapi susu kental manis cukup berbahaya jika diberikan kepada anak.
Berikut ini beberapa bahaya kesehatan di balik susu kental manis yang disajikan untuk anak:
1. Kerusakan Organ
Ginjal anak masih dalam proses perkembangan dan mengalami kerusakan fungsi apabila diberikan susu sapi atau susu kental manis.
Hal ini karena susu tersebut membuat ginjalnya bekerja lebih keras untuk mencerna.
Selain ASI dan susu formula, jenis susu lainnya mengandung natrium yang kadarnya melebihi kemampuan mencerna pada ginjal anak di bawah usia 1 tahun.
2. Kandungan Gula Tinggi
Susu kental manis padat nutrisi dan sepintas terlihat cocok jika diberikan pada anak-anak.
Namun, kandungan gizi tersebut hanya cocok untuk anak di atas 5 tahun dan orang dewasa. Meski begitu, konsumsi susu kental manis juga perlu dibatasi.
Sebab, kandungan gulanya yang tinggi dapat menimbulkan efek negatif pada bayi dan balita. Salah satu efek dari gula tinggi ini adalah kerusakan gigi.
Susu kental manis yang diberikan sebagai minuman kepada anak bisa menggenang dalam mulut dan menempel di gigi anak.
Jika kebersihan mulut dan gigi anak tidak dijaga dengan baik, bakteri bisa memfermentasi gula. Hal ini bisa menyebabkan karies dan gigi berlubang pada anak.
3. Menyebabkan Batuk
Bahaya susu kental manis bagi anak balita dapat terlihat setelah beberapa hari mengonsumsinya. Sebab, anak balita biasanya akan mengalami batuk.
Batuk ini bisa timbul pada saat mereka akan tidur. Hal ini karena kandungan lemak dan gula pada susu kental manis bisa meninggalkan lendir pada tenggorokan.
Jadi, dapat mengganggu saluran pernapasan. Untuk memperlancar saluran pernapasannya, secara alami anak akan batuk untuk mendorong sumbatan lendir pada tenggorokannya.
4. Obesitas
Ada juga efek jangka panjang pada anak akibat konsumsi susu kental manis, yakni menyebabkan potensi obesitas.
Kandungan gula yang tinggi sehingga tubuh anak akan menyimpan cadangan gula tersebut menjadi lemak tubuh.
Jika dibiarkan, kondisi ini lama-kelamaan bisa menumpuk dan sebabkan anak alami obesitas.
5. Tidak Cocok untuk Orang dengan Intoleransi Laktosa
Susu kental manis terbuat dari susu sapi dan dengan demikian mengandung protein susu dan laktosa.
Jika anak memiliki alergi protein susu atau tidak toleran laktosa, maka produk ini tidak cocok untuk anak.
Beberapa orang dengan intoleransi laktosa mungkin dapat mentolerir sejumlah kecil penyebaran laktosa sepanjang hari.
Namun, mungkin anak-anak tidak bisa mentolerirnya dengan baik sehingga ia akan mengalami gangguan pencernaan.
Source : https://www.orami.co.id/