Seberapa Penting Stimulasi Bagi Tumbuh Kembang Anak?

  • Pemahaman masa anak setelah lahir sangat penting terutama bagi pelaksanaan stimulasi tumbuh kembangnya, hal ini dapat mengajak kita untuk mengenal dan memahami tugas-tugas perkembangan dan krisis terjadi selama perkembangan anak se-hingga kita dapat mengetahui apa yang dapat diharapkan berkembang dan kapan penca-paiannya, dapat merangsang pertumbuhannya atau tidak, hingga dapat merencanakan pem-berian dorongan pada saat yang tepat dan memungkinkan kita untuk mempersiapkan dirinya untuk menjalani perubahan dan pe-nyimpangan yang akan terjadi (Yenawati, 2010) .

    Tugas perkembangan adalah sesuatu tugas yang timbul pada periode tertentu dalam kehidupan seseorang. Adapun menurut Gunarsa, tugas perkembangan ialah tugas yang terdapat pada suatu tahap kehidupan seseorang, yang akan membawa individu kepada kebahagiaan dan keberhasilan dalam tugas-tugas pengembangan berikutnya yaitu apabila tahap kehidupan tersebut dijalani dengan berhasil. Sedangkan kegagalan dalam melaksanakan tugas pengembangan, akan mengakibatkan kehidupan tidak bahagia pada individu dan kesukaran-kesukaran lain dalam hidupnya kelak.

    Rincian tugas perkembangan dari setiap tahapan:
    a. Tugas Perkembangan Masa Bayi dan Anak-anak Awal (0-6 bulan)

    1. Belajar Berjalan pada usia 9 – 15 bulan.
    2. Belajar makan-makanan padat.
    3. Belajar berbicara.
    4. Belajar buang air besar dan kecil.
    5. Belajar mengenal perbedaan jenis kelamin.
    6. Mencapai kestabilan jasmaniah fisiologis.
    7. Membentuk konsep-konsep sederhana kenyataan sosial dan alam.
    8. Belajar mengadakan hubungan emosional dengan orrang tua, saudara, dan orang lain.
    9. Belajar mengadakan hubungan baik dan buruk serta pengembangan kata hati.

    b. Tugas Perkembangan Masa Kanak-kanak Akhir dan Anak Sekolah (6-12 tahun)

    1. Belajar memperoleh keterampilan fisik untuk melakukan permainan.
    2. Belajar membentuk sikap yang sehat terhadap dirinya sendiri sebagai makhluk biologis.
    3. Belajar bergaul dengan teman sebaya.
    4. Belajar memainkan peranan sesuai dengan jenis kelaminnya.
    5. Belajar keterampilan dasar dalam membaca, menulis dan berhitung.
    6. Belajar mengembangkan konsep-konsep sehari-hari.
    7. Mengembangkan kata hati.
    8. Belajar memperoleh kebebasan yang bersifat pribadi.
    9. Mengembangkan sikap yang positif terhadap kelompok sosial.

    c. Tugas Perkembangan Masa Remaja (12-21 tahun)

    1. Mencapai hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya.
    2. Mencapai peran sosial sebagai pria dan wanita.
    3. Menerima keadaan fisik dan menggunakannya secara efektif.
    4. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya.
    5. Mencapai jaminan kemandirian ekonomi.
    6. Memilih dan mempersiapkan karier.
    7. Mempersiapkan pernikahan dan hidup berkeluarga.
    8. Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep-konsep yang diperlukan bagi warga negara.
    9. Mencapai perilaku yang bertanggung jawab secara sosial.
    10. Memperoleh seperangkat nilai sistem etika sebagai petunjuk/pembimbing dalam berperilaku.

    Stimulasi yang dapat dilakukan pada saat tumbuh kembang
    Stimulasi adalah adalah rangsangan yang dilakukan sejak bayi baru lahir (bahkan sebaiknya sejak di dalam kandungan) dilakukan setiap hari, untuk merangsang semua sistem indera (pendengaran, penglihatan, perabaan, pembauan, pengecapan). Selain itu harus pula merangsang gerak kasar dan halus kaki, tangan dan jari-jari, mengajak berkomunikasi, serta merangsang perasaan yang menyenangkan bayi dan anak-anak. 

    Stimulasi dini secara rutin di setiap kesempatan perlu diberikan ke anak, karena penyimpangan tumbuh kembang anak bisa terjadi karena kekurangan stimulasi. Perlu diketahui, Usia anak 0 sampai 3 tahun adalah usia emas bagi tumbuh kembang anak. Di usia itu anak yang bagaikan kertas putih akan menyerap segala informasi dan apapun yang mereka lihat maupun dengar sehingga akan mengisi kertas putih yang masih bersih tersebut bagai goresan-goresan pena. Periode ini adalah masa emas sekaligus fase kritis bagi otak anak karena anak dapat cepat menerima masukan dan pengaruh dari lingkungan sekitarnya. Setiap bayi memerlukan stimulasi maksimal untuk memanfaatkan fase ini untuk mengoptimalkan tumbuh kembang anak.

    Contoh Stimulasi Perkembangan Anak Berdasarkan Tahapan Usia
    1. Bayi 0-1 bulan

    • Ketika bayi rewel dipeluk dengan kasih sayang
    • Meletakan benda yang bergerak-gerak di atas bayi
    • Melatih menelungkupkan bayi
    • Mengajak bayi tersenyum

    2. Bayi  1-4 bulan

    • Bayi dipeluk, dicium, dinyanyikan lagu dan dibuainya
    • Bayi diajak bicara, menirukan gerak dan mimik bayi, diperdengarkan suara lainnya
    • Melatih bayi membalik badan (ditelungkupkan)
    • Melatih bayi mengenggam

    3. Bayi 4-6 bulan

    • Melatih bayi didudukan
    • Melatih bayi menggunakan kedua tangan memegang benda
    • Melatih bayi menirukan bunyi agar ditirukan
    • Melatih bayi menirukan bunyi (main ci-luk-ba, da-da)

    4. Bayi 6-9 bulan

    • Melatih mengangkat bayi untuk berdiri
    • Melatih bayi memasukan/mengeluarkan benda dari suatu wadah
    • Memperlihatkan gambar dan menyebutkan namanya
    • Mengajak bayi dengan cara/bentuk permainan bersama-sama

    5. Bayi 9-12 bulan

    • Melatih bayi berjalan berdiri
    • Melatih bayi menggelindingkan bola
    • Melatih bayi corat-coret menggambar
    • Mengajak bayi makan bersama keluarga

    6. Bayi 12-18 bulan

    • Melatih anak naik turun tangga (rumah)
    • Bermain melempar dan menangkap bola
    • Melatih menunjuk dan menyebut bagian tubuh
    • Memberi kesempatan anak  melepas baju

    7. Bayi 18-24 bulan

    • Melatih keseimbangan anak berdiri dengan satu kaki bergantian
    • Melatih anak menggambar bulatan, segitiga
    • Melatih anak mau menceritakan apa yang dilihatnya
    • Melatih anak tentang kebersihan diri (buang air kecil/besar pada tempatnya)
    • Mengajak anak bermain bola dan melompatnya
    • Mengajak untuk ikut bernyanyi

    8. Bayi 2-3 tahun

    • Melatih anak berdiri dengan satu kaki
    • Melatih anak menyusun balok
    • Melatih anak mengenal bentuk benda dan warnanya
    • Melatih anak tentang kebersihan diri seperti mencuci kaki, buang air kecil/besar di toilet
    • Melatih anak dibaju sendiri
    • Sering mengajak anak keluar (tempat bermain, toko, kebun binatang, dll) (Baker-Henningham & López Bóo, 2010; Faizah R, 2014)

     

    Source : https://yankes.kemkes.go.id/

    Referensi:
    Baker-Henningham, H., & López Bóo, F. (2010). Early childhood stimulation interventions in developing countries: A comprehensive literature review. IZA Discussion Paper, (5282).

    Faizah R, N. (2014). Deteksi dini dan stimulasi tumbuh kembang anak.

    Yenawati, S. (2010). Stimulasi tumbuh kembang anak. Psympathic: Jurnal Ilmiah Psikologi, III(1), 121–130.

    DOC, PROMKES, RSMH