Perubahan hormon selama kehamilan seringkali menimbulkan rasa nyeri di bagian punggung. Di Indonesia, biasanya kerokan adalah pengobatan tradisional yang biasa dilakukan untuk mengusir pegal atau sakit pada bagian punggung. Namun, apakah bolehkah ibu hamil kerokan?
Sayangnya hingga saat ini belum ada penelitian yang secara khusus membahas tentang manfaat kerokan untuk ibu hamil.
Justru, dari beberapa efek samping yang ada, kerokan sebaiknya tidak dilakukan oleh ibu hamil karena dapat menimbulkan beberapa risiko tertentu.
Teknik kerokan sebagai teknik pengobatan tradisional
Sebelum membahas risiko kerokan ibu hamil, ada baiknya kamu mengetahui tentang kerokan. Kerokan adalah sebuah teknik pengobatan tradisional yang berasal dari tiongkok yang dikenal dengan nama Gua Sha.
Teknik mengerok kulit menggunakan giok atau alat lain seperti koin, dipercaya dapat membantu tubuh untuk mengalahkan beberapa penyakit, seperti nyeri otot dan persendian. Kerokan juga dipercaya dapat meredakan sakit punggung dan menurunkan demam.
Selain itu, teknik pengobatan tradisional ini juga terbukti secara ilmiah mampu mengurangi sindrom menjelang menopause pada wanita lanjut usia.
Risiko kerokan yang perlu dipertimbangkan ibu hamil
Meski begitu, kerokan juga memiliki risiko bagi ibu hamil yang sebaiknya dihindari, seperti:
1. Meningkatkan risiko infeksi
Mengerok permukaan kulit dapat menyebabkan pembuluh darah kecil di permukaan kulit pecah. Kemudian akan muncul warna merah gelap yang dalam dunia medis disebut ekimosis.
Jika hanya memar, kamu hanya butuh beberapa hari untuk mengembalikan kondisi kulit seperti semula. Walaupun terkadang kerokan menyisakan rasa sakit yang cukup mengganggu.
Namun dalam beberapa kasus gesekan antara alat kerok dengan kulit dapat menyebabkan terjadinya luka pada kulit. Nah, risiko luka ini yang dikhawatirkan akan menjadi celah masuknya virus atau bakteri ke dalam tubuh.
Terjadinya luka karena kerokan ini juga dapat menjadi jalan penularan penyakit tertentu. Pastinya ibu hamil tidak ingin kesehatannya terganggu, bukan?
2. Memicu terjadinya peradangan
Jika terjadi luka selama proses kerokan maka ibu hamil juga dapat mengalami peradangan. Ini karena peradangan adalah tahapan dalam proses penyembuhan luka.
Peradangan ini dapat menimbulkan nyeri, bengkak dan juga demam.
Berawal dari melakukan kerokan untuk meredakan nyeri punggung, ibu hamil justru bisa berisiko mengalami peradangan yang juga menimbulkan nyeri pada bekas luka kerokan.
3. Kontraksi dini
Terakhir, kerokan juga dipercaya dapat memicu terjadinya kontraksi pada ibu hamil. Maka dari itu, kerokan yang dilakukan pada trimester pertama atau kedua disebut-sebut bisa memicu terjadinya kelahiran prematur.
Hal tersebut dapat terjadi karena rasa sakit saat kerokan dapat memicu terbentuknya hormon prostaglandin dalam tubuh. Sementara hormon tersebut juga yang berperan penting dalam proses terjadinya kontraksi dan proses melahirkan.
Selain itu, kerokan juga sebaiknya tidak dilakukan jika orang tersebut memiliki kelainan darah atau sedang mengonsumsi obat pengencer darah.
Pasalnya kerokan berpotensi menimbulkan luka dan pada orang-orang tersebut, yang kemudian bisa menyebabkan perdarahan.
Source : https://www.gooddoctor.co.id/