Saat kehamilan datang, banyak hal yang akan berubah seperti perubahan hormon, perasaan, hingga bentuk tubuh. Oleh karena itu, tidak jarang bagi beberapa Ibu yang baru pertama kali mengalami kehamilan akan sedikit merasa kaget dan sulit mengontrol diri.
Emosi kadang naik dan turun secara tiba-tiba. Melihat baju bayi yang lucu, Ibu merasa kagum luar biasa. Detik berikutnya ketika melihat harganya, Ibu mungkin kesal karena langsung teringat keharusan menghemat demi tersedianya dana buat si kecil. Merasakan gerakan janin, Ibu mungkin langsung terharu bahagia karena merasakan adanya kehidupan di rahim Ibu. Lalu tiba-tiba Ibu cemas luar biasa karena khawatir tak bisa menjadi Ibu yang baik untuk si kecil. Perubahan emosi naik dan turun ini kita sebut sebagai mood swing, dan sangat wajar dialami Ibu yang sedang hamil.
Cara Mengatasi Emosi dan Sensitif saat Hamil
Mengapa Ibu yang hamil dapat mengalami mood swing? Salahkan hormon, itu yang mungkin dikatakan oleh dokter obgin Ibu. Ya, perubahan hormon selama kehamilan memang salah satu penyebab utama terjadinya mood swing. Namun bukan hanya itu. Adanya berbagai perubahan dalam tubuh Ibu membuat Ibu mengalami perubahan metabolisme dan cepat lelah. Berbagai tekanan sosial juga ikut berpengaruh. Contohnya, semua orang akan berusaha menasehati Ibu, bahkan membuat kecemasan Ibu meninggi karena mereka menyampaikan mitos ataupun kisah kehamilan dan melahirkan yang tak selalu nyaman didengar. Tekanan dari orang-orang terdekat juga dapat berpengaruh, contohnya suami yang jadi lebih sering pulang malam demi mendapatkan tambahan penghasilan, membuat Ibu merasa sendirian menjalani kehamilan. Di luar kebahagiaan meluap karena kehadiran si kecil, ada banyak masalah yang dapat menimpa Ibu hamil.
Lalu, bagaimana cara Ibu mengatasi emosi yang naik turun selama kehamilan?
Beberapa hal berikut bisa Ibu lakukan untuk mengontrol perubahan suasana hati dan menjaganya supaya tetap stabil selama kehamilan:
1. Melakukan hal-hal yang menyenangkan
Salah satu hal yang dapat membuat suasana hati kembali baik adalah dengan melakukan berbagai hal yang Ibu sukai. Misalnya saja, berjalan-jalan dengan Ayah, melakukan pijat kehamilan, menonton film dengan teman atau pasangan, serta beberapa hal lain yang dapat menghilangkan perasaan sensitif . Bagi Ibu yang bekerja, manfaatkan akhir minggu sebaik-baiknya untuk sekadar santai dan tidur siang.
2. Mengelola stres
Daripada membiarkan diri Ibu terlibat dalam stres dan frustrasi, ada baiknya untuk mengelolanya supaya tidak berkembang menjadi lebih parah. Caranya adalah dengan istirahat cukup. Makan dengan teratur, olahraga, dan bersenang-senang. Ibu bisa mencoba kelas yoga kehamilan, berlatih meditasi, atau berkonsentrasi dengan konselor profesional. Curhat deh ke sahabat dan cari solusi untuk masalah-masalah yang Ibu hadapi. Jika terus merasa stres, ada baiknya Ibu berkonsultasi dengan psikolog klinis dewasa atau psikolog keluarga.
3. Melakukan ‘bonding’ dengan suami
Bermanja-manja dengan Ayah merupakan hal yang dapat menurunkan tingkat sensitivitas Ibu selama kehamilan. Pastikan Ibu menghabiskan banyak waktu dengan Ayah. Ibu bisa merencanakan liburan bersama sehingga dapat memperkuat ikatan dengan Ayah.
4. Membicarakannya
Untuk menghindari suasana hati yang lebih parah, ada baiknya Ibu membicarakan hal yang membuat Ibu menjadi sangat sensitif. Membicarakan kepada orang yang dipercaya dapat menenangkan diri, sekaligus membuat Ibu melihat masalah dengan lebih jelas, sehingga menemukan pencerahan. Satu lagi, menjaga komunikasi yang baik dengan Ayah tentu akan membuat Ibu merasa nyaman dan tenang dalam menjalani kehamilan.
Karena normal saja mengalami mood swing dan sensitif selama hamil, maka daripada membuat Ibu tambah kesal, lebih baik nikmati saja. Walaupun demikian, apabila mood swing terasa sangat mengganggu, dan dialami terus-menerus selama lebih dari 2 minggu, ditambah dengan perubahan nafsu makan dan pola tidur, coba berkonsultasi dengan psikiater (dengan ijin dokter obgin Ibu), dan dilanjutkan dengan penanganan psikolog.
Source : https://www.nutriclub.co.id/