Alergi obat pada anak merupakan kondisi yang terjadi ketika sistem kekebalan tubuh memberikan respons abnormal terhadap suatu zat di dalam obat.
Tanda dan gejala alergi obat pada anak cukup beragam, tergantung dari tingkat keparahan. Namun, keluhan yang umumnya muncul adalah gatal-gatal, ruam kemerahan, hingga demam. Pada kondisi alergi yang parah, Si Kecil harus segera dibawa ke rumah sakit atau UGD. Faktanya, reaksi alergi yang parah dikenal medis dengan sebutan anafilaksis. Kondisi ini bisa menyebabkan kematian jika tak segera ditangani.
Hal yang perlu Moms ketahui, alergi obat pada anak tidak sama dengan efek samping obat. Efek samping adalah kemungkinan kondisi yang dapat terjadi akibat mengonsumsi suatu obat pada kadar tertentu. Efek samping obat-obatan biasanya tercantum pada label atau kemasannya. Sementara itu, alergi obat adalah keracunan obat akibat dosis yang berlebihan atau tidak cocok dengan kandungan di dalamnya.
Gejala Alergi Obat pada Anak
Tanda dan gejala alergi obat pada anak yang serius biasanya terjadi dalam durasi 1 jam setelah minum obat atau bisa lebih cepat. Reaksi umumnya bisa berupa ruam yang berlangsung selama berjam-jam, berhari-hari, hingga berminggu-minggu. Jadi untuk gejalanya tergantung dari tingkat keparahannya, ya, Moms.
Dilansir Mayo Clinic, gejala alergi obat pada anak lainnya yang perlu Moms ketahui.
1. Ruam dan kemerahan pada kulit
2. Gatal-gatal
3. Demam
4. Terjadi pembengkakan
5. Sesak napas
6. Mengi atau mengeluarkan suara saat bernapas
7. Anafilaksis
Seperti yang sudah dipaparkan di atas, anafilaksis termasuk ke dalam gejala reaksi alergi paling parah. Kondisi serius ini membutuhkan pertolongan dengan segera. Maka gejala anafilaksis dapat digambarkan sebagai berikut:
1. Saluran udara menyempit sehingga menyebabkan kesulitan bernapas
2. Mual dan kram perut
3. Muntah atau diare
4. Pusing atau sakit kepala ringan
5. Nadi menjadi lemah sekaligus tubuh melemah
6. Tekanan darah turun secara drastis
7. Kehilangan kesadaran atau pingsan
Hubungi bantuan medis darurat jika Si Kecil mengalami tanda-tanda reaksi parah atau dugaan anafilaksis setelah minum obat.
Penyebab Alergi Obat
Alergi obat terjadi ketika sistem kekebalan tubuh keliru mengidentifikasi obat sebagai zat berbahaya, seperti virus atau bakteri. Setelah sistem kekebalan mendeteksi obat sebagai zat berbahaya, ini akan mengembangkan antibodi khusus untuk obat tersebut. Hal ini dapat terjadi saat pertama kali mengonsumsi obat, tetapi terkadang alergi tidak berkembang hingga terjadi paparan berulang.
Antibodi secara otomatis menandai obat tersebut dan mengarahkan sistem kekebalan tubuh untuk menyerang zat tersebut. Senyawa kimia yang dikeluarkan oleh antibodi ini menyebabkan gejala yang berhubungan dengan reaksi alergi.
Jenis Reaksi Obat pada Anak
Ada beberapa reaksi obat pada bayi yang umum terjadi. Tetapi, ada juga reaksi yang bisa menandakan kondisi kesehatan tertentu, atau karena jenis obat yang digunakan.
1. Ruam Obat
Mengutip Children's National, ruam obat pada anak adalah reaksi obat pada tubuh bayi terhadap obat tertentu. Jenis ruamnya tergantung jenis obatnya, dan dapat berkisar dari ruam ringan hingga berat. Ruam obat pada anak dapat dikategorikan dalam beberapa penyebab berikut:
- Ruam yang disebabkan oleh reaksi alergi terhadap obat
- Ruam karena efek samping yang tidak diinginkan dari obat tertentu
- Ruam karena hipersensitif terhadap sinar matahari yang disebabkan oleh obat
- Ruam obat yang parah dan perlu rawat inap
Pengobatan dan perawatan spesifik untuk ruam obat akan ditentukan berdasarkan banyak faktor, yaitu:
- Usia anak, kesehatan keseluruhan, dan riwayat medis
- Sejauh mana kondisinya
- Toleransi anak terhadap obat, prosedur, atau terapi tertentu
- Pendapat atau preferensi dari dokter
2. Alergi Obat
Melansir Mayo Clinic, alergi obat adalah reaksi abnormal dari sistem kekebalan tubuh terhadap suatu obat. Baik itu obat yang dijual bebas, atau menggunakan resep, bahkan jamu. Alergi obat juga bisa merupakan reaksi obat yang terjadi pada bayi.
Menurut American College of Allergy, Asthma & Immunology, reaksi alergi obat pada anak dapat memiliki gejala berikut:
- Ruam kulit atau gatal-gatal
- Rasa gatal
- Mengi atau masalah pernapasan lainnya
- Pembengkakan
- Anafilaksis, reaksi yang berpotensi mengancam jiwa yang dapat memengaruhi dua atau lebih sistem organ
Pemicu alergi obat [ada anak yang umum bisa disebabkan oleh beberapa obat berikut ini:
- Penisilin dan beberapa jenis antibiotik lainnya
- Antibiotik yang mengandung sulfonamida (obat sulfa)
- Antikonvulsan
- Aspirin, ibuprofen, dan obat antiinflamasi nonsteroid lain
- Obat kemoterapi
Hindari konsumsi obat yang dapat menjadi pemicunya, dan segera cari perawatan medis jika gejala alerginya memburuk.
3. Reaksi Demam
Pemberian obat dapat mengganggu keseimbangan suhu tubuh yang dapat menyebabkan demam. Kondisi demam ini juga bisa menjadi salah satu reaksi obat pada bayi.
Menurut sebuah jurnal dari PubMed berjudul Drug-induced fever, demam bisa merupakan hasil dari reaksi hipersensitivitas dengan karakteristik yang mirip reaksi alergi. Demam paling umum terjadi setelah 7-10 hari pemberian obat dan tetap ada selama obat diteruskan. Kondisi ini bisa menghilang segera setelah pemberian obat dihentikan.
Obat yang paling umum menyebabkan demam, termasuk penisilin, sefalosporin, antitubercular, quinidine, procainamide, methyldopa, dan fenitoin. Moms bisa memandikan atau menggosok anak dengan air hangat untuk membantu menurunkan demam. Hindari menggunakan air dingin, rendaman es, atau alkohol untuk menurunkan demam.
Jika reaksi obatnya dirasa mengkhawatirkan, sebaiknya konsultasikan ke dokter untuk penanganan lebih lanjut.
Cara Mengatasi Alergi Obat pada Anak
Cara mengatasi alergi obat pada anak tentunya tergantung dari tingkat keparahan, kondisi fisik, dan lain-lain. Namun umumnya jika alergi tidak terlalu parah, Moms bisa mengatasinya dengan cara berikut:
1. Hentikan Penggunaan Obat
Menghentikan penggunaan obat, tapi tentunya perlu melakukan konsultasi terlebih dahulu oleh dokter. Hal ini karena dokter sendiri perlu menentukan jenis obat apa yang menjadi penyebab alergi di tubuh Si Kecil. Jadi jangan menghentikan obat secara tiba-tiba untuk mengatasi alergi obat pada anak, ya, Moms.
2. Konsumsi Antihistamin
Mengonsumsi obat antihistamin diperlukan ketika Si Kecil mengalami reaksi alergi. Ketika alergi, tubuh akan memproduksi histamin secara berlebihan. Jadi, jika mengonsumsi obat antihistamin maka obat tersebut akan membantu memperlambat produksi histamin di tubuh. Cara ini cukup manjur untuk mengobati alergi obat pada anak.
3. Gunakan Kortikosteroid
Kortikosteroid, hadir dalam bentuk oral atau suntikan yang dapat digunakan ketika reaksi alergi datang secara tiba-tiba. Keberadaan benda ini juga untuk mengobati peradangan terkait reaksi alergi yang lebih serius. Pengobatan alergi obat pada anak ini perlu dibantu oleh tenaga kesehatan yang ahli.
4. Suntik Epinefrin
Untuk pengobatan anafilaksis, memerlukan injeksi yang disebut epinefrin untuk mencegah kondisi lebih parah. Setelah itu, barulah dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan pengobatan guna menjaga tekanan darah atau membantu pernapasan.
5. Terapi Desensitisasi
Dalam beberapa kasus, alergi penisilin atau obat lain akan merespons desensitisasi. Perawatan ini melibatkan pemberian dosis yang sangat kecil pada awalnya, diikuti dengan dosis obat yang semakin besar terhadap obat tersebut. Proses ini harus dilakukan hanya oleh dokter ahli alergi, bila tidak ada obat alternatif untuk dikonsumsi.
Demikian informasi seputar alergi obat pada anak yang sebaiknya Moms ketahui. Jika Si Kecil mengalami kondisi tersebut, jangan tunda untuk segera berobat ke dokter, ya, Moms. Hal itu penting, apalagi jika Si Kecil mengalami reaksi anafilaksis setelah mengonsumsi jenis obat-obatan tertentu.
Guna mencegah risiko alergi obat pada anak, pastikan untuk selalu berkonsultasi terlebih dahulu kepada dokter. Pastikan pula Moms mematuhi anjuran dan saran dari dokter terkait pemberian obat pada anak. Jangan sampai abai atau lalai, agar Si Kecil tidak mengalami kondisi berbahaya akibat alergi obat.
Source : https://www.orami.co.id/