Cara Stimulasi agar Bayi Cepat Duduk dan Merangkak

  • Bayi umumnya akan bisa duduk sendiri saat memasuki usia 8 bulan, walaupun dari waktu ke waktu ia akan oleng dan mencoba menahan tubuhnya dengan kedua tangan. 

    Memasuki usia 9 bulan otot-ototnya akan semakin kuat. Si Kecil mulai bisa berguling ke posisi tengkurap dan kemudian kembali ke posisi duduk tanpa bantuan siapa pun.

    Nah, untuk membuat si Kecil semakin pintar untuk duduk tanpa bantuan dalam waktu lebih lama, ibu dapat melakukan stimulasi berikut ini: 

    1. Sering ajak si Kecil tummy time

    Stimulasi pertama yang dapat ibu lakukan agar si Kecil cepat pintar duduk adalah dengan mengajaknya bermain sambil tummy time alias tengkurap. Tummy time mampu meningkatkan kekuatan otot leher, punggung, dan pundak sehingga pelan-pelan membuat si Kecil lebih siap belajar duduk dan merangkak.

    Saat dalam posisi tengkurap, ibu dapat memotivasi bayi agar menengadahkan kepalanya ke atas ya. Supaya bayi melatih kekuatan otot kepala, pundak, leher, dan punggungnya. Jadi, ia dapat duduk dengan lebih seimbang. Untuk memotivasi si Kecil mau menengadahkan kepalanya, ibu dapat memegangi atau menggantung mainan di depan bayi. 

    Ibu disarankan untuk melakukan tummy time pada siang hari dan memastikan si Kecil tidur telentang di malam hari, ya.

    2. Latihan duduk bersama ibu

    Ibu dapat melatih si Kecil agar semakin kuat untuk duduk sendiri dengan sedikit demi sedikit mengurangi pegangan atau sandaran. Pada awal latihan, bayi mungkin akan berkali-kali oleng dan jatuh. 

    Tapi lama-kelamaan otot si Kecil akan semakin kuat dan mampu untuk duduk sendiri tanpa sandaran apapun. 

    Untuk melakukan latihan ini, ibu perlu melapisi permukaan lantai dengan karpet yang agak tebal atau matras bermain yang empuk agar si Kecil tidak terluka ketika harus berkali-kali terjatuh. 

    3. Bersandar pada mainan 

    Letakkan mainan yang cukup kuat dan besar di depan si Kecil. Mainan itu nantinya akan digunakan si Kecil untuk latihan duduk dengan cara bersandar ke depan. 

    Penggunaan mainan alih-alih tembok atau sofa dilakukan untuk menaikkan motivasi bayi agar ia mau mencondongkan badan ke depan untuk meraih mainan dalam posisi duduk. Kemudian, biarkan ia bersandar sambil bermain. 

    Nah, agar aman, Ibu perlu memastikan mainan tersebut disandarkan ke tembok, tidak memiliki roda, dan tidak memiliki sisi yang tajam. Contohnya boneka beruang besar atau bantal dengan gambar lucu. 

    Ibu, apabila hingga usia 9 bulan si Kecil belum bisa duduk sendiri dengan stabil, sebaiknya segera datangi Puskesmas atau dokter anak kepercayaan keluarga untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut. 

    4. Ajak si Kecil push-up

    Ibu dapat mengajak si Kecil untuk tengkurap di lantai dan memberi contoh untuk melakukan push-up menggunakan tangan sejak si Kecil memasuki usia 4 bulan. 

    Ibu tidak perlu khawatir jika si Kecil tidak bisa melakukan push-up karena ia adalah peniru ulung. Perlahan tapi pasti ia akan mengikuti gerakan Ibu. 

    Jika si Kecil masih belum bisa melakukan push-up secara mandiri, Ibu dapat memberikan bantalan pendukung di dadanya.    

    5. Ajari si Kecil mengayunkan badan 

    Ketika si Kecil sudah bisa bertumpu pada kaki dan tangan, Ibu bisa mengajari mereka untuk mengayunkan tubuhnya ke depan dan ke belakang. Stimulus satu ini berfungsi untuk membuat keseimbangan tubuh bayi dalam posisi siap merangkak menjadi lebih baik. 

    Agar latihan ini semakin menyenangkan bagi si Kecil, Ibu bisa sambil memutarkan lagu anak-anak seperti Naik-Naik Ke Puncak Gunung atau Naik Delman. 

    6. Letakkan mainan jauh dari bayi

    Ibu dapat meletakkan mainan menarik di luar jangkauan si Kecil agar ia termotivasi untuk mengangkat kepalanya dan mendorong badannya ke arah mainan menggunakan kaki dan tangan. 

    Selain mainan, Ibu juga dapat meletakkan bayi di depan kaca besar agar ia termotivasi untuk mengangkat kepalanya dan menggapai-gapai pantulan dirinya dari cermin. 

    7. Ajak si Kecil mengejar mainan bergerak

    Agar motivasi anak untuk belajar merangkak semakin besar, Ibu dapat menggunakan mainan yang bergerak dan bersuara. Letakkan mainan sedikit lebih jauh dari jangkauan bayi. 

    Pilih mainan yang bergerak pelan ya Bun, sehingga si Kecil dapat mengimbangi gerakan mainan dan tidak menciut semangatnya. 

    8. Beri rintangan sederhana di depan si Kecil

    Jika si Kecil sudah lebih lincah dalam merangkak, Ibu bisa menggunakan bantal kecil, kotak, atau guling untuk membuat halang rintang supaya kemampuan merangkaknya lebih baik. 

    Sambil si Kecil belajar merangkak melewati berbagai rintangan, Ibu juga bisa sambil mengajak si Kecil bermain cilukba dari balik bantal atau kotak. 

    Dalam melakukan stimulasi merangkak satu ini, jangan pernah memalingkan muka dari bayi ya, Ibu. Selalu awasi setiap gerak-geriknya karena ia bisa saja jatuh di antara tumpukan bantal dan kesulitan untuk keluar. 

    Pengalaman tidak menyenangkan tersebut dapat membuat si Kecil ketakutan hingga kesulitan bernafas, Bun.

    9. Kurangi waktu penggunaan baby bouncer

    Bayi harus dibiarkan berada di lantai agar memiliki motivasi yang lebih besar untuk belajar merangkak. Jadi, Ibu perlu mengurangi waktu penggunaan baby bouncer dan biarkan ia tiduran di lantai dalam posisi tummy time. 

    Pastikan lantai memiliki permukaan yang halus atau telah dilapisi dengan karpet ya, supaya bayi tidak terluka ketika bergerak dan mengeksplor ruangan. 

    Ketika sudah memberikan berbagai macam stimulasi pada si Kecil namun Ibu melihat si Kecil hanya menggunakan salah satu sisi dari bagian tubuhnya untuk bergerak, sisi kanan saja atau sisi kiri saja, Ibu perlu untuk membawa si Kecil ke dokter untuk mengkonsultasikan kondisinya. 

    Source : https://www.generasimaju.co.id/