Tips Mengatasi Anak Cengeng

  • Anak yang suka menangis atau cengeng seringkali dapat membuat Bunda terjebak dalam kebingungan untuk mengatasinya. Padahal ada pesan tersembunyi yang ingin disampaikan oleh sang anak ketika dirinya sedang menangis, Bunda.


    Oleh karena itu, Bunda perlu berhati-hati dalam mengatasi anak menangis, ya. Jika Bunda salah mengambil langkah dalam mengatasinya, hal-hal yang tidak diinginkan bisa saja terjadi, lho. Selain itu, menangis adalah perilaku normal dan sehat, Bunda. Jadi, saat anak menangis jangan mencoba untuk memarahi apalagi memakinya, ya.

     

    1. Hindari menggunakan hadiah untuk membuat anak tetap tenang.

    Terkadang tanpa disadari Bunda menyuap anak dengan hadiah untuk tujuan agar dia mau berhenti menangis. Hal ini mungkin disebabkan sifat anak yang emosional dapat membuat Bunda secara naluriah ingin menawarkan kenyamanan.

     

    Namun, hal ini tidak bagus untuk diberikan kepada anak lagi ya, Bunda. Menurut Cheryl Rode, memberikan hadiah untuk membuatnya tenang malah membuat Bunda semakin mendorongnya untuk melakukan hal tersebut, lho.

     

    “Tetapi semakin banyak perhatian yang Bunda berikan pada tangisan, semakin Bunda mendorongnya!” tutur Rode dalam tulisan Sarah Hamaker pada Washington Post

     

    Jadi, cobalah untuk tidak memberikan “hadiah” saat ingin membuat Anak tetap tenang ya, Bunda. Selain itu, Bunda juga dapat memberitahukan kepada guru tentang anak yang memiliki sifat mudah menangis, serta menyarankan mereka untuk tidak mudah iba pada anak.

     

    Hal ini dapat memungkinkan anak untuk menggunakan strategi koping untuk kembali ke keadaan seimbang dan menjaga guru agar tidak memperpanjang tangisan secara tidak sengaja, Bunda.

     

    2. Mengajari anak tentang strategi koping

    Bunda dapat mengajari anak strategi koping untuk dapat mengontrol emosinya, lho. Bernapas dalam-dalam, mengungkapkan pernyataan seperti “Saya bisa melakukan ini”, lalu mengambil istirahat dari aktivitas dan meminta bantuan adalah cara-cara yang dapat dilakukan anak untuk mengatasi frustrasinya, Bunda.

     

    Bila anak mengalami kesulitan untuk mengendalikan air mata saat di sekolah, Bunda dapat menyarankan anak untuk meletakkan kepalanya di atas meja (dengan izin guru) dan hitung sampai 10 untuk mengendalikan air matanya. Hal ini dapat memberi anak kesempatan lebih tenang ketika air mata muncul, dan cara untuk mendapatkan kembali ketenangannya.

     

    3. Bantu anak memecahkan masalah

    Sering kali, cara terbaik untuk menahan air mata adalah dengan mencari tahu bagaimana menangani situasi yang menyebabkan itu, Bunda. Menurut Rode, Bunda dapat mendorong anak untuk berbicara mengenai solusi untuk situasi apapun, daripada berfokus pada air matanya sendiri.

     

    “Dorong anak Bunda untuk berbicara tentang solusi untuk situasi apapun yang mendorong untuk menangis, daripada berfokus pada air mata itu sendiri,” tuturnya.

     

    Bunda dapat membimbing sang anak untuk mengenali pemicu air mata mereka, lalu bertukar pikiran tentang cara untuk mencegah tangisan. Kuncinya dari semua ini adalah membiarkan anak menemukan solusinya sendiri, Bunda. Hal ini akan lebih efektif daripada strategi yang diarahkan oleh Bunda.

     

    4. Bicara tentang emosi saat keadaan tenang

    Alih-alih untuk membahasnya di tengah kehidupan nyata, Rode merekomendasikan Bunda untuk menggunakan karakter dalam buku atau film yang dihubungkan dengan pengalaman pribadi sang anak. Hal ini merupakan salah satu cara terbaik untuk membicarakan tentang emosi kepada anak, Bunda. 

     

    Selain itu, menurut Rode, Bunda juga harus mengingatkan kepada sang anak saat mereka telah menangani situasi dengan baik, atau saat emosi yang kuat telah diatasi.

     

    “Ingatkan anak Bunda juga saat mereka telah menangani situasi sulit dengan baik, atau saat emosi yang kuat telah diatasi,” tuturnya.

     

    5. Menenangkan sang anak

    Mengenal apa yang disukai oleh sang anak merupakan suatu cara terbaik untuk menemukan cara menenangkannya, Bunda. 

     

    “Jika anak Bunda menangis karena dia terlalu bersemangat, lingkungan yang lebih tenang dapat membantu menenangkannya. Tetapi anak lain akan menangis karena mereka menginginkan lebih banyak rangsangan,” tutur Dr. Hay yang dikutip dari laman Sutter Health.

     

    Source : https://www.haibunda.com/