Mengapa Multitasking Tidak Baik Untuk Diterapkan Pada Anak

  • Kita pasti sudah tidak asing lagi dengan istilah multitasking. Kalimat yang sering kali diperuntukkan bagi mereka yang terbiasa mengerjakan berbagai tugas atau kegiatan dalam satu waktu bersamaan. Multitasking juga tidak mengenal batas siapa yang melakukannya, mulai dari kalangan pelajar bahkan sampai pekerja. 

     

    Meskipun sering dianggap efektif karena menyelesaikan beberapa pekerjaan dalam satu waktu, namun ada beberapa alasan yang dianggap bahwa multitasking itu buruk untuk kinerja anak, terutama saat belajar. Benarkah demikian? 

     

    Nah, berikut ini beberapa alasan bahwa multitasking itu buruk untuk kinerja anak.

     

    1.Memecahkan konsentrasi yang dibutuhkan

    Hal apapun yang dilakukan anak dalam waktu bersamaan tentu memiliki tingkat kesulitannya masing-masing. Misalnya, anak mengerjakan PR sambil mengobroll, menonton televisi, dan makan cemilan. Menyikapi hal ini, anak tentu harus berkonsentrasi penuh agar apa yang menjadi tanggungannya, yaitu menyelesaikan tugas agar dapat tuntas secara optimal. Hal ini tentu akan sulit tercapai apabila anak masih menerapkan kebiasaan multitasking.

     

    Kebiasaan melakukan semua kegiatan dalam satu waktu yang bersamaan hanya akan membuat konsentrasinya terpercaya. Pada akhirnya anak mungkin malah tidak dapat fokus dengan tugas yang seharusnya dikerjakan.

     

    2.Tubuh akan bekerja ekstra dan bisa menyebabkan kelelahan

    Merasa lelah sehabis mengerjakan tugas atau kegiatan tertentu merupakan hal yang wajar. Pikiran dan tenaga bisa saja akan terkuras dan tubuh kehabisan energi ketika anak masih memiliki kebiasaan mengerjakan sesuatu secara multitasking.

     

    Perlu diketahui, mengerjakan semua tugas atau kegiatan dalam satu waktu bersamaan tentu akan sangat menyibukkan. Sehingga, mau tidak mau tubuh anak pada akhirnya akan memaksakan diri untuk bekerja di luar batas kemampuan yang seharusnya. Dan jika hal ini terus dipaksakan, tentu anak dapat mengalami kelelahan baik secara fisik maupun mental.

     

    3.Kesehatan akan terganggu

    Kesehatan merupakan kunci penting dalam hidup yang tidak dapat diabaikan begitu saja, terlebih lagi bagi remaja yang memiliki banyak aktivitas. Ketika kesehatan anak terganggu, maka semua aktivitas dan rutinitas bisa dipastikan akan terhambat. Apa yang seharusnya mungkin sudah selesai bisa jadi malah semakin terbengkalai. Lantas, apa kaitannya dengan kebiasaan multitasking?

     

    Seperti yang sudah disebutkan di atas, bahwa multitasking anak harus memaksakan tubuh bekerja dengan kemampuan. Sehingga pikiran dan tenaga akan bekerja berkali-kali lipat untuk menyelesaikan beberapa tanggungan dalam waktu bersamaan. Selain kelelahan, anak juga bisa mudah terserang penyakit.

     

    4.Pekerjaan rumah tidak terselesaikan dengan maksimal

    Salah satu mengerjakan tugas maupun kegiatan secara bersamaan adalah untuk menghemat waktu sehingga bisa cepat selesai. Namun, apakah kebiasaan multitasking ini adalah pilihan yang tepat? Ketika anak mengerjakan banyak tanggungan secara bersamaan, maka fokusnya akan terbagi-bagi. Sedangkan setiap tugas sudah pasti memiliki level kesulitannya masing-masing sehingga perlu konsentrasi penuh untuk menyelesaikannya.

     

    Apabila multitasking ini terus menerus dilakukan, tak menutup kemungkinan bahwa tugas yang seharusnya anak kerjakan justru tidak dapat terselesaikan secara maksimal.

     

    5.Kinerja saat belajar akan menurun

    Para remaja mungkin pernah menerapkan sistem belajar kebut semalam ketika ada ujian, terkadang sambil bermain gadget dan mendengarkan musik. Namun ini justru akan membuatnya tidak memahami materi apapun.

    Perlu diketahui saat remaja mengerjakan banyak hal secara multitasking, tentu pikiran dan tenaga akan cepat terkuras. Ketika otak sudah mengalami kelelahan dan energi sudah habis, tentu daya konsentrasi dan kemampuan untuk fokus pun akan terganggu. 

    Ketika hal ini terjadi, dapat dipastikan kinerja belajar kamu semakin menurun.

    Nah, itulah beberapa alasan mengapa multitasking buruk untuk kinerja anak saat belajar. Sebagian orang banyak yang bangga ketika bisa melakukan multitasking di setiap kegiatannya, namun apakah hal ini bisa menjadikannya lebih baik? Belum tentu demikian.

     

    Source : https://bpkpenabur.or.id/