Gejala Kejang
Gejala kejang cenderung bervariasi sesuai dengan bagian otak yang terdampak serta tingkat keparahannya. Namun, sejumlah gejala umum dari kejang adalah sebagai berikut:
- Kebingungan sementara.
- Gangguan penglihatan, pendengaran, dan penciuman.
- Gerakan berulang, seperti berjalan berputar dan menggosok tangan secara terus-menerus.
- Kesulitan berbicara.
- Kesemutan.
- Perubahan suasana hati.
- Tatapan kosong.
- Tubuh kaku yang disertai gerakan-gerakan menyentak yang tak dapat dikendalikan.
- Penurunan kesadaran.
Pertolongan Pertama Kejang
Apabila menemukan seseorang yang mengalami kejang secara tiba-tiba, segera lakukan pertolongan pertama untuk menghindari risiko terjadinya cedera akibat kejang. Adapun prosedur pertolongan pertama yang perlu dilakukan untuk menangani kejang adalah sebagai berikut:
- Jika kejang terjadi pada tempat yang berbahaya, segera pindahkan tubuh penderita ke lokasi yang aman secara perlahan.
- Membaringkan penderita dengan posisi miring.
- Menjauhkan benda tajam atau benda berbahaya di sekitar tubuh penderita selama kejang berlangsung.
- Meletakkan bantal atau tumpukan pakaian pada kepala penderita.
- Melonggarkan pakaian penderita, terutama pada bagian leher untuk memudahkan ia bernapas.
- Hindari cara paksa untuk berusaha menghentikan kejang.
- Jangan memasukkan benda apapun ke dalam mulut penderita selama kejang berlangsung.
- Segera hubungi tenaga medis terdekat untuk segera mendapatkan penanganan yang tepat.
Diagnosis Kejang
Setelah kejang mereda, dokter dapat melakukan sejumlah pemeriksaan untuk memastikan penyebab yang mendasari kondisi tersebut. Adapun beberapa prosedur pemeriksaan yang dilakukan dokter untuk membantu menegakkan diagnosis kejang adalah sebagai berikut:
- Wawancara medis (anamnesis) dengan pasien untuk mengetahui keluhan dan riwayat medis pasien.
- Pemeriksaan fisik neurologis untuk mengevaluasi perilaku, kemampuan fungsi motorik, dan kemampuan fungsi kognitif pasien.
- Tes darah untuk mendeteksi gangguan keseimbangan elektrolit atau infeksi yang dapat memicu terjadinya kejang.
- Electroencephalogram (EEG) untuk memeriksa aktivitas listrik di otak.
- Pemeriksaan pencitraan, seperti CT scan atau MRI untuk memeriksa kondisi otak.
- Tes pungsi lumbal untuk mendeteksi patogen atau mikroorganisme penyebab infeksi pada otak.
Source : siloamhospitals