Tips Mengajarkan si Kecil Bersikap Adil Sejak Dini

  • Keadilan adalah salah satu fondasi moralitas yang memiliki peran kunci dalam kemampuan melakukan kerja sama dan pengambilan keputusan. Oleh karena itu Ayah dan Ibu perlu menanamkan dan mengajarkan sikap adil pada si Kecil. Tapi bisakah sikap adil diajarkan pada si Kecil sejak dini? 

     

    Anak Usia Dini kerap kali dikorelasikan dengan sifat egosentris, atau cenderung memikirkan diri mereka sendiri terlebih dahulu. Tetapi, penelitian mengenai keadilan pada anak usia dini menunjukan bahwa anak usia dini memiliki rasa keadilan yang tinggi. Observasi yang dilakukan pada penelitian tersebut menunjukkan bahwa anak usia dini cenderung akan membagi permen secara adil ketika mereka diberikan kebebasan bagaimana mereka akan membaginya. Merujuk pada artikel Scientific American, si Kecil tidak hanya memiliki nalar untuk membagi secara adil tetapi juga menolak jika ia atau temannya diperlakukan tidak adil.

     

    Walaupun si Kecil diprediksikan telah memiliki rasa keadilan yang tinggi, Ayah dan Ibu sebaiknya tetap mengajarkan dan menanamkan sikap adil agar sifat tersebut menjadi karakter yang melekat pada diri si Kecil. Bagaimana cara mengajarkan sikap adil secara langsung pada si Kecil? Berikut adalah beberapa tips untuk mengajarkan si Kecil bagaimana caranya bersikap adil.

     

    1. Mendiskusikan tentang konsep keadilan

     

    Rasa keadilan yang dipercayai oleh si Kecil kebanyakan baru sebatas kesamarataan. Si Kecil dapat dengan mudah memahami konsep sama rata dengan benda konkret yang harus dibagi. Tetapi tentu saja konsep keadilan tidak hanya sebatas kesamarataan. Si Kecil perlu memahami bahwa keadilan berarti setiap orang mendapatkan apa yang mereka butuhkan. 

     

    Artikel yang ditulis oleh Samanta Song mengungkapkan manfaat diskusi mengenai konsep keadilan untuk menumbuhkan empati pada diri anak. Ayah dan Ibu dapat menjelaskan pada anak bahwa adil tidak sama dengan membagi sama rata. Pada kasus tertentu, adik bayi membutuhkan makanan dengan porsi yang lebih sedikit daripada kakak. Tentu itu bukan karena ayah dan Ibu tidak adil, tetapi kakak membutuhkan asupan nutrisi lebih banyak daripada adik. 

     

    2. Menjadi contoh

     

    Ayah dan Ibu adalah panutan utama dalam kehidupan si Kecil. Ia akan terus-menerus mengamati  dan mengintegrasikan perilaku dan ucapan Ayah dan Ibu ke dalam kehidupan mereka sendiri. Sikap adil bisa di demonstrasikan melalui diskusi tentang pembagian tugas rumah, membagi makanan kepada anggota keluarga, atau menentukan rencana kegiatan yang ingin dilakukan di akhir pekan. 

     

    3. Mendorong anak dalam pengambilan keputusan

     

    Paul Raeburn dan Kevin Zollman dalam bukunya The Game Theorist’s Guide to Parenting menjelaskan cara untuk mendorong si Kecil berbuat adil saat mengambil keputusan. Strategi I cut, you pick memberikan otoritas pada dua anak atau lebih untuk mengambil peran sebagai pembagi dan pemilih. Strategi ini dinilai lebih adil, karena jika orang dewasa yang membagi, masih akan ada celah untuk anak meributkan potongan mana yang lebih besar atau melabeli keputusan orang dewasa tidak adil. 

     

    Dengan memberikan peran sebagai pembagi dan pemilih, anak yang mendapatkan peran sebagai pembagi akan berusaha membagi nya dengan adil karena dia tidak mendapatkan kesempatan untuk memilih pertama. Sedangkan yang mendapatkan peran pembagi juga akan merasa puas karena dia memiliki kesempatan pertama untuk memilih. Dengan mengadopsi strategi ini, kedua belah pihak akan merasa puas dengan masing-masing pilihan.

     

    4. Membagi Kesempatan Pertama

     

    Ayah dan Ibu mungkin bisa membagi makanan menjadi dua bagian sama besar, tapi bagaimana jika yang diperebutkan adalah kesempatan kali pertama? Jika ayah dan Ibu membeli satu sepeda, dan kedua anak ingin menggunakannya untuk pertama kali, manakah yang seharusnya diberi kesempatan kali pertama? Paul Raeburn dan Kevin Zollman menawarkan dua cara.

     

    Cara pertama, tawarkan kesempatan dua kali lipat kepada anak yang mau mengalah. Jika anak pertama yang mendapatkan kesempatan pertama, maka anak kedua berhak akan dua kali waktu bermain dari anak pertama. Tapi bagaimana jika keduanya menginginkan waktu yang lama sehingga keduanya merelakan kesempatan pertama? 

     

    Paul Raeburn dan Kevin Zollman mengajukan strategi auction/lelang untuk mengatasi masalah ini. Mereka berpendapat dengan strategi lelang, orangtua bisa tahu siapa yang sangat menginginkan hal tersebut. Ayah dan Ibu bisa menggunakan pekerjaan rumah sebagai alat tukar. Misalnya untuk mendapatkan kesempatan pertama bersepeda, anak harus menyiram tanaman satu hari. Kesempatan pertama akan diberikan pada penawar tertinggi. Cara ini dinilai adil, dan memberikan kepuasan untuk semua anak.

     

    5. Adopsi konsep Voting

     

    Dalam memutuskan satu hal, tak jarang semua anggota keluarga menginginkan hal yang berbeda. Gunakan voting sebagai cara yang adil untuk memutuskan sesuatu. Strategi voting memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk didengarkan suara nya dan menghargai suatu sistem/aturan.

     

    Voting juga menunjukkan, bahwa orangtua tidak bersikap diktator dalam menentukan sebuah keputusan. Ayah dan Ibu bisa menggunakan strategi voting untuk menentukan acara apa yang ingin ditonton, aktivitas apa yang ingin dilakukan di akhir pekan atau makanan penutup apa yang ingin dimakan.

     

    6. Membiasakan komitmen dan reinforcement positif

     

    Komitmen untuk bersikap adil dan konsekuen terhadap kesepakatan akan menentukan bagaimana si Kecil akan memandang sebuah aturan. Jika ayah dan Ibu tidak memiliki komitmen yang baik saat menerapkan sebuah aturan, si Kecil akan melihatnya sebagai sebuah celah untuk bersikap curang. Ayah dan Ibu juga sebaiknya membiasakan untuk memberikan reinforcement positif akan sikap adil dan komitmen yang dilakukan oleh anak.

     

    Misalnya ketika si Kecil membagi kue nya dengan saudara atau temannya, ayah dan ibu bisa menyemangati mereka dengan memuji pembagian yang adil. Ayah dan Ibu juga bisa menyemangati si Kecil saat mereka melakukan tugas yang telah disepakati. Dukungan positif dari Ayah dan Ibu akan membuat si Kecil bersemangat dalam melakukan keadilan yang kelak akan melekat sebagai karakter si Kecil.

     

    Source : https://icando.co.id/artikel/