Siapapun tentu ingin memiliki anak yang bisa tumbuh dengan optimal, salah satunya adalah anak yang tumbuh dan berkembang dengan kemampuan berpikir kritis yang baik. Memiliki kemampuan berpikir kritis penting ditumbuhkan agar anak mampu beradaptasi dalam kehidupan sehari-hari, seperti membuat keputusan, memahami konsekuensi dan tindakan, hingga kemampuan memecahkan masalah.
Berpikir kritis membantu anak dalam memahami diri mereka sendiri serta mampu menentukan tujuan dan motivasi dalam menjalani hidup. Berpikir kritis dapat ditumbuhkan sejak dini dan melalui hal-hal sederhana dalam interaksi sehari-hari.
Lalu, bagaimana cara melatih kemampuan berpikir kritis pada anak? Simak ulasannya hingga selesai ya!
Cara Melatih Kemampuan Berpikir Kritis pada Anak
Berikut adalah beberapa cara yang bisa dilakukan sebagai upaya untuk melatih kemampuan berpikir kritis.
1. Mendorong Anak untuk Lebih Banyak Bertanya
Mungkin sebagai orang tua kita kerap gemas dengan anak yang banyak bicara. Namun tahukah jika kebiasaan bicara anak jika diarahkan bisa menciptakan pertanyaan-pertanyaan yang kritis? Hampir semua yang ada di dunia ini diawali dengan pertanyaan. Oleh sebab itu, anak yang gemar bertanya justru mengindikasikan anak yang tumbuh dengan baik. Selalu upayakan agar mereka memiliki kebiasaan dan keterampilan bertanya, mulai dari hal sederhana hingga kompleks yang membuat penasaran. Nantinya, anak akan terbiasa untuk berpikir kritis setiap menemui permasalahan.
2. Memberi Pertanyaan Terbuka pada Anak
Selain kebiasaan bertanya yang dilakukan oleh anak, orang tua juga perlu melakukan hal serupa. Orang tua diharapkan mampu membentuk kemampuan berpikir kritis anak dengan mengajukan pertanyaan. Pertanyaan bisa berupa pertanyaan ringan hingga kompleks bergantung pada topik yang anak minati.
3. Mengurangi Kebiasaan Memberikan Jawaban Langsung
Saat anak mulai mengajukan pertanyaan, ada baiknya, kita sebagai orang tua tidak langsung memberikan jawabannya. Usahakan untuk membuat anak terbiasa berpikir atas apa yang ingin mereka ketahui. Langsung memberi jawaban kepada anak menjadikan mereka tergantung dan sulit memecahkan masalah yang tengah dihadapi.
4. Membiarkan Anak Bereksplorasi
Mengarahkan dan membimbing anak adalah hal yang baik. Namun jika ingin anak tumbuh menjadi pribadi yang mampu berpikir kritis, maka usahakan juga untuk memberikan ruang agar anak mampu mengeksplorasi suatu hal dengan caranya sendiri. Orang tua yang kerap mengambil alih masalah anak menjadikan anak bergantung dan sulit menyelesaikan masalahnya sendiri. Memberikan kepercayaan pada anak untuk bereksplorasi menjadikan mereka lebih percaya diri dan bertanggung jawab atas apa yang mereka lakukan.
5. Mendorong Anak untuk Mencari Referensi secara Mandiri
Cara lain yang bisa digunakan untuk membuat anak mampu berpikir kritis adalah membiarkan anak untuk mandiri mencari referensi terkait hal yang ingin diketahui. Namun, tetap harus dalam pengawasan mengingat saat ini akses informasi terbuka begitu lebar. Untuk itu, selain membiarkan anak mencari referensi secara mandiri, bekali juga kemampuan agar mereka dapat melakukan penyaringan atas apa yang didapatkan. Dengan mencari tahu sendiri, memilih mana yang salah dan benar, anak akan terbangun kemampuan berpikir kritisnya.
6. Jangan Bersikap Menghakimi
Saat kita, orang tua, mendapati anak melakukan sebuah kesalahan, hindari untuk langsung menghakimi. Alih-alih menyalahkan, biasakan untuk bertanya dan mengkonfirmasi terlebih dahulu. Setelah mengetahui jawabannya, kita bisa melakukan diskusi sehingga anak tidak merasa dipojokkan. Buat pendekatan agar anak tidak melakukan kesalahannya ataupun jangan malu minta maaf jika justru kita yang telah berlaku salah. Dengan menerapkan hal ini, anak juga akan mencontoh perilaku kita dan kemampuan berpikir kritisnya pun akan semakin tajam.
Itulah 6 cara yang bisa dilakukan untuk melatih kemampuan berpikir kritis pada anak. Semoga cara-cara di atas membantu kita untuk sabar dan terampil dalam menemani tumbuh kembag anak. Kita tidak hanya berharap anak dapat berpikir kritis, namun juga mampu menumbuhkan cara berpikirnya dengan hal-hal di atas. Buat anak nyaman dengan lingkungannya agar proses belajar lebih optimal.
Source : https://ujione.id/