Madu adalah salah satu makanan sehat yang bisa mengatasi berbagai penyakit. Namun, kebaikan madu hanya bisa dirasakan oleh anak berusia satu tahun ke atas. Pasalnya, jika diminum oleh bayi, madu justru bisa berbahaya. Berikut penjelasannya.
Bahaya madu untuk bayi
Sebelum memberikan madu untuk bayi, sebaiknya kenali berbagai risikonya. Pasalnya, ada ancaman bahaya madu untuk bayi berusia di bawah satu tahun, meliputi risiko mengalami botulisme, kerusakan gigi, serta obesitas dan diabetes.
1. Menyebabkan botulisme
Bahaya madu untuk bayi yang pertama adalah mengalami penyakit botulisme yang disebabkan oleh bakteri pada madu. Madu mengandung spora bakteri (Clostridium botulinum) yang dapat berkembang pada sistem pencernaan bayi yang belum matang. Ketika spora berubah menjadi bakteri di dalam usus, maka spora tersebut akan menghasilkan neurotoksin yang berbahaya dalam tubuh dan mengakibatkan penyakit botulisme pada bayi. Meski jarang terjadi, kondisi ini bersifat gawat darurat dan dapat berakibat fatal. Pada usia 6 bulan, bayi berada pada risiko tertinggi mengalami botulisme.
Segera periksakan bayi ke dokter jika menunjukkan gejala-gejala botulisme, seperti:
- Susah BAB
- Otot lemah
- Sulit menyusu
- Rahang kendur
- Menangis lemah
- Tidak nafsu makan
- Rewel
- Sulit bernapas
- Kejang
Gejala botulisme biasanya muncul dalam waktu 12-36 jam setelah mengonsumsi makanan yang telah terkontaminasi bakteri Clostridium botulinum, dan dimulai dengan sembelit.
Namun, sebagian bayi mungkin tidak menunjukkan gejala hingga 14 hari setelah paparan bakteri. Karena beberapa gejala dapat mirip dengan gangguan kesehatan atau penyakit lain, beberapa gejala botulisme dapat menyebabkan salah diagnosis. Oleh karena itu, penting untuk memberi tahu dokter jika Ibu telah memberikan madu kepada bayi saat pemeriksaan.
Diagnosis yang benar akan membuat bayi mendapat perawatan yang tepat. Menurut jurnal dari Lakartidningen, diagnosis botulisme ditegakkan berdasarkan kultur feses dan deteksi racun pada feses. Rata-rata, perawatan botulisme di rumah sakit adalah sekitar 20-44 hari. Namun, tergantung dari kondisi bayi. Sekitar 70 persen bayi yang mengalami botulisme bahkan memerlukan alat bantu pernapasan kurang lebih selama 23 hari.
Namun, sebagian besar bayi bisa sembuh dengan perawatan, dan tingkat kematian kondisi ini kurang dari dua persen. Perlu Ibu ketahui juga bahwa botulisme tidak dapat disalurkan melalui ASI. Oleh sebab itu, jika bayi terkena botulisme, maka disarankan untuk terus menyusui atau memberinya ASI dalam botol ketika mereka sakit.
2. Kerusakan gigi
Selain botulisme, alasan lain untuk tidak menambahkan madu ke dalam makanan dan minuman bayi berusia di bawah 1 tahun adalah karena bisa merusak gigi yang baru tumbuh. Sebab, madu mengandung kadar gula yang tinggi. Karena mengandung gula yang tinggi, madu memicu keinginan si Kecil untuk selalu konsumsi makanan manis.
Karena terbiasa mengonsumsi rasa manis, bayi akan tidak mau diberikan asupan makanan lainnya selain makanan manis.
3. Obesitas dan diabetes
Sama halnya dengan jenis makanan manis lainnya, memberikan madu untuk bayi juga dapat meningkatkan risiko penyakit yang berkaitan dengan kadar gula, seperti diabetes tipe 2 hingga obesitas.
Kapan bayi boleh minum madu?
Orang tua baru boleh memberikan madu pada anak berusia di atas 1 tahun. Di usia ini, sistem pencernaan buah hati sudah lebih baik, sehingga bisa menyerap berbagai manfaat menyehatkan dari madu.
Madu mengandung enzim, asam amino, mineral, antioksidan, vitamin B, dan vitamin C yang sangat berguna untuk tubuh. Beberapa contoh manfaat madu untuk kesehatan, yaitu meredakan batuk dan membantu penyembuhan luka.
Cara aman memberikan madu
Ibu tidak perlu terburu-buru memberi madu untuk bayi. Jika Ibu ingin memperkenalkan madu pada bayi setelah usianya menginjak 1 tahun, tambahkanlah sedikit madu ke dalam makanan favoritnya.
Cobalah salah satu hal berikut untuk menambah madu pada makanan bayi:
- Mencampur madu dengan oatmeal.
- Mengoleskan madu di atas roti.
- Mencampur madu dengan yogurt.
- Menambahkan madu ke dalam smoothie.
- Menuangkan madu di atas pancake.
Setelah memberi madu untuk bayi, tunggu untuk melihat apakah timbul reaksi atau tidak.
Source : https://www.sehatq.com/