Tolong menolong adalah salah satu sikap terpuji yang ingin sekali dimiliki setiap anak.
Sayangnya, tidak semua anak memiliki rasa dan keinginan untuk menolong orang lain, atau teman sesamanya.
Tentu kebiasaan ini tidak bisa dibentuk dalam semalam saja karena ada proses panjang sebelum akhirnya si Kecil bisa memiliki naluri membantu Mama, atau orang di sekitarnya.
Disusun Popmama.com, inilah langkah-langkah mengajarkan si Kecil agar mau menolong (tanpa dipaksa ya, Ma):
1. Mulai dari dini
Sebuah penelitian dari National Institute of Child Health and Human Development di AS menghasilkan sebuah fakta bahwa anak-anak sudah mulai memiliki keinginan menolong orang lain sejak umurnya 1 tahun.
Periode emasnya adalah sekitar umur 13-15 bulan. Pada waktu tersebut, anak yang sering diajarkan menolong, dipuji atas tindakannya, dan mendapatkan apresiasi setidaknya ucapan terima kasih, memiliki kemampuan menolong yang lebih baik saat mereka berumur 2 tahun.
Sedangkan jika anak baru mulai diajarkan menolong pada umur 19 bulan, tidak memiliki keinginan menolong sebesar mereka yang sudah mulai diajarkan pada umur 13 bulan.
Jadi dimulai sejak dini ya, Ma!
2. Beri arahan dan pujian yang tepat
Saat masih kecil, mereka masih perlu banyak arahan. Jika ingin mengajarkan anak untuk menolong sesuatu, pastikan untuk memberikan arahan yang tepat dan sedetil mungkin. Karena jika tidak, biasanya arahan tidak akan sesuai dengan apa yang mereka lakukan.
Yang tak kalah penting adalah memberikan pujian yang tepat. Anak-anak di bawah 3 tahun masih senang dan butuh akan pujian atas tindakan baik mereka. Dengan begitu, mereka memperoleh kepercayaan diri dan pengalaman baik atas perilaku tolong menolong tersebut.
Namun seiring perkembangan waktu, mereka tidak butuh begitu banyak pujian. Jika anak Mama sudah cukup besar, tak perlu memberikan pujian atas tindakan yang memang sudah jadi tanggung jawab mereka.
Alih-alih memberi pujian, ungkapkanlah rasa terima kasih pada mereka karena sudah menolong. Dengan begitu mereka akan merasa dihargai dan merasa mendapat tempat yang baik di sistem keluarga.
3. Tak apa berantakan
Bayangkan si Kecil ingin membantu Mama cuci piring, atau ingin mengepel rumah. Sudah tentu berantakan yang terbayang kan?
Namun alangkah baiknya jika membiarkan mereka untuk tetap membantu. Meski pada akhirnya pekerjaan Mama malah jadi lebih repot. Karena mereka masih dalam proses belajar.
Serta, pada dasarnya mereka membantu karena ingin terlibat kegiatan dengan orang tersayang, yaitu Mama!
4. Tawarkan kegiatan sehari-hari
Apapun mereka ingin kerjakan karena ingin berkegiatan bersama Mama. Jika dirasa mereka belum mampu mengerjakan hal yang terlalu sulit, pilihkan saja kegiatan yang cukup mudah.
Alih-alih memotong sayur dengan pisau, tawarkan untuk membantu Mama mengupas bawang. Sama-sama menarik kan!
Beberapa hal yang bisa dikerjakan si Kecil untuk membangun keinginan tolong-menolongnya antara lain, menyapu, mengepel lantai, menaruh baju di tempat cuci, menaruh piring di meja, membereskan mainan, dan mengenakan baju sendiri.
5. Jadikan kebiasaan
Hal yang tak kalah penting adalah bagaimana menjadikan kegiatan tolong-menolong ini sebagai kebiasaan. Kunci utamanya ada di orangtua. Jika Mama dan Papa rutin meminta tolong, memberikan apresiasi dan mengucapkan terima kasih, kebiasaan menolong ini akan terbangun secara otomatis.
Lihat saja sendiri, mereka akan mengembalikan barang jika dirasa ada yang bukan di tempatnya. Hal ini jadi bekal di masa depannya untuk menumbuhkan keinginan menolong pada orang lain.
Yuk dicoba, Ma!
Source : https://www.popmama.com/